Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Operasi Modifikasi Cuaca Lanjut sampai 10 Januari, Meluas ke Jawa Timur

Operasi modifikasi cuaca untuk pantura Jawa Barat juga diperpanjang. DKI sudah selesai.

3 Januari 2023 | 20.12 WIB

Warga melintasi jalan yang terendam banjir di Dusun Karangturi, Setrokalangan, Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, Senin 2 Januari 2023. Menurut data BPBD setempat, banjir akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Jumat 30 Desember 2022 itu semakin meluas dan menyebabkan 27.554 jiwa di 21 desa dari lima kecamatan terdampak dan 652 jiwa diantaranya mengungsi. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Perbesar
Warga melintasi jalan yang terendam banjir di Dusun Karangturi, Setrokalangan, Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, Senin 2 Januari 2023. Menurut data BPBD setempat, banjir akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Jumat 30 Desember 2022 itu semakin meluas dan menyebabkan 27.554 jiwa di 21 desa dari lima kecamatan terdampak dan 652 jiwa diantaranya mengungsi. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Operasi modifikasi cuaca dan hujan buatan akhirnya meluas ke seluruh Jawa, kecuali Yogyakarta. Dari rencana awal berakhir hari ini, Selasa 3 Januari 2023, operasi juga akhirnya masih akan berlangsung hingga 10 Januari mendatang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Budi Harsoyo, Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkap itu, Selasa 3 Januari 2023. Dia mengatakan kalau awalnya operasi hanya untuk wilayah Pantura Jawa Barat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Operasi itu terkait kesiapan arus mudik Natal dan Tahun Baru, 26 Desember - 3 Januari, mengantisipasi datangnya cuaca ekstrem seturut prediksi BMKG. Ada tiga titik yang dianggap rawan terdampak cuaca ekstrem tersebut: Jembatan Cipunegara Pamanukan, ruas Tol Cipali kilometer 136 dan kilometer 151.

Dalam perjalanannya, Budi menambahkan, ada permintaan perluasan operasi untuk mengantisipasi hujan ekstrem di Jakarta atau Jabodetabek. Permintaan dipenuhi lewat operasi yang melebar ke Selat Sunda, dan telah dijalankan 28 Desember - 2 Januari.  

Banjir Semarang pada 31 Desember lalu menambah permintaan operasi yang sama dari Jawa Tengah. "Jawa Timur kemudian juga meminta," kata Budi menambahkan.

Jadilah Budi dan tim gabungan BRIN, BMKG, BNPB dan TNI AU kini sedang beroperasi di Jawa Tengah dan Timur, 1-10 Januari 2023. "Untuk Jawa Barat juga diperpanjang 10 Januari. Ditambah juga Banten 1-10 Januari."

Peta distribusi hujan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, 1 Januari 2023. Curah hujan disebutkan relatif ringan setelah konsentrasi hujan dijatuhkan di wilayah pantai utara Laut Jawa dan pantai selatan Jawa Barat. Tim TMC BRIN

Untuk seluruh operasinya tersebut Budi dan tim membagi diri ke dalam dua posko, yakni di Halim Perdanakusumah Jakarta dan Abdulrachman Saleh Malang. Yang pertama diperkuat tiga unit pesawat terdiri dari dua Cassa dengan kapasitas angkut garam per pesawat 800 kilogram dan satu CN-295 dengan kapasitas 2,4 ton. 

Sedang posko kedua di Malang mengoperasikan satu Cassa dan mulai aktif Senin 2 Januari 2023. Satu pesawat itu khusus untuk misi modifikasi cuaca di Jawa Timur. "Yang Jawa Tengah kami cover dari Halim," kata Budi lagi.


Strategi Hujan Buatan

Dalam pelaksanaannya, Budi menjelaskan, operasi modifikasi cuaca menerapkan strategi menjatuhkan hujan di laut. Misalnya di Selat Sunda, pantai selatan Jawa dan utara Jakarta saat mencegat potensi hujan ekstrem Jakarta pada 28 Desember lalu.

Peta distribusi hujan 28 Desember 2023 saat potensi hujan di Jabodetabek dicegat di pantai selatan Jawa dan Selat Sunda, juga utara Jakarta. Tim TMC BRIN

Kalaupun awan hujan sudah masuk wilayah darat, Budi dan timnya akan mencarikan lokasi yang masih aman dari ancaman banjir untuk dijatuhkan hujan. Dia menyebut dukungan peran BNPB yang memantau bencana real time dari setiap daerah.


Hujan Dinihari tak Tersentuh

Meski belum membuat evaluasi menyeluruh, Budi menyatakan operasi modifikasi cuaca yang sudah berjalan berhasil mengurangi intensitas hujan di daerah yang memang ingin dilindungi dari bencana banjir. "Setiap hari kami buat peta distribusi sebaran hujan yang terjadi," katanya.

Catatannya, Budi menerangkan, intensitas hujan yang dimaksud adalah pada siang hingga malam. Tidak termasuk yang turun tengah malam, dinihari, dan pagi.

Alasannya, penerbangan untuk teknologi modifikasi cuaca hanya bisa dikerjakan timnya sepanjang hari hingga waktu terbenamnya matahari. "Efeknya sampai hujan jam 8-9 malam," kata dia.

Penerbangan malam belum bisa dilakukan karena, tanpa didukung kemampuan visual saat mendekati dan masuk ke dalam awan hujan, dianggap membahayakan. "Jadi kalau awan-awan tumbuh setelah itu, tidak bisa kami antisipasi," tutur Budi.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus