Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan di Baylor College of Medicine dan Weill Cornell Medicine, Amerika Serikat, menemukan bahwa sirup jagung tinggi fruktosa atau pemanis buatan dapat memicu pertumbuhan kanker usus besar. Setidaknya itulah eksperimen yang didapat pada tikus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, Maret lalu, menyatakan mengkonsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dengan jumlah sedang setiap hari (setara dengan 350 gram minuman manis setiap hari) mempercepat pertumbuhan tumor usus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Temuan kami menunjukkan mengkonsumsi minuman manis dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan kanker untuk berkembang,” kata rekan penulis studi, Jihye Yun, asisten profesor genetika molekuler dan manusia di Baylor College of Medicine di Houston.
Menurut Yun, selama ini diyakini mengkonsumsi minuman manis berhubungan dengan obesitas dan risiko kanker kolorektal. “Dipercaya bahwa gula berbahaya bagi kesehatan kita, terutama karena terlalu banyak mengkonsumsi gula dapat menyebabkan obesitas.”
Obesitas meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal. “Namun kami kurang yakin apakah ada hubungan langsung antara konsumsi gula dan kanker. Karena itu, kami memutuskan untuk menjawab pertanyaan penting ini,” ujar dia.
Yun dan timnya menghasilkan model tikus kanker usus stadium awal dengan gen APC dihapus. APC adalah penjaga pintu dalam kanker kolorektal. “Tanpa itu, sel-sel usus normal berhenti tumbuh atau mati, membentuk tumor tahap awal yang disebut polip.”
Menggunakan model tikus dari penyakit ini, tim menguji efek mengkonsumsi air manis pada perkembangan tumor. Air itu adalah sirup jagung tinggi fruktosa 25 persen, yang merupakan pemanis utama dari minuman manis yang dikonsumsi orang. Sirup jagung tinggi fruktosa terdiri atas glukosa dan fruktosa dengan perbandingan 45:55.
Ketika minuman itu diberikan kepada tikus model APC, berat badannya dengan cepat bertambah dalam sebulan. Untuk mencegah tikus dari obesitas dan meniru konsumsi harian manusia dari satu kaleng soda, para peneliti memberi tikus air manis dalam jumlah sedang sekali sehari.
Setelah dua bulan, tikus model APC yang menerima air bergula tidak menjadi gemuk, tapi mengembangkan tumor yang lebih besar dan memiliki kadar lebih tinggi daripada tikus model yang diperlakukan dengan air biasa.
“Hasil ini menunjukkan bahwa ketika hewan memiliki tumor tahap awal di usus, mengkonsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dalam bentuk cair dapat meningkatkan pertumbuhan tumor dan perkembangan obesitas secara independen,” ujar Yun.
Tim kemudian menyelidiki mekanisme gula mendorong pertumbuhan tumor. Mereka menemukan bahwa tikus model APC yang menerima sirup jagung tinggi fruktosa sederhana memiliki jumlah fruktosa tinggi dalam usus mereka.
“Kami mengamati bahwa minuman dengan pemanis buatan meningkatkan kadar fruktosa dan glukosa dalam usus besar dan darah. Tumor secara efisien mengambil fruktosa dan glukosa melalui rute yang berbeda,” kata Yun.
Menggunakan teknologi mutakhir untuk melacak glukosa dan fruktosa dalam jaringan tumor, tim menunjukkan bahwa fruktosa pertama kali diubah secara kimia. Proses ini kemudian memungkinkannya secara efisien meningkatkan produksi asam lemak, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan tumor.
Menurut Yun, temuannya dapat membuka kemungkinan perawatan metode baru. “Tidak seperti glukosa, fruktosa tidak penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan sel normal. Artinya, terapi yang menargetkan metabolisme fruktosa patut ditelusuri.”
Namun, Yun menegaskan, penelitian lebih lanjut pada manusia sangat diperlukan. “Banyak hal yang kita lihat pada tikus tidak terlihat pada manusia. Penelitian tambahan yang melihat efek minuman dengan pemanis buatan terhadap kanker usus besar pada manusia akan sangat membantu,” kata dia. SCIENCE DAILY | LIVE SCIENCE | MEDICAL XPRESS | AFRILIA SURYANIS
Cara Fruktosa Memicu Kanker
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo