Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Penyemai Benih Tanaman Mekanis

Trio mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung berhasil mengembangkan purwarupa alat penanam bibit tanaman di pot penyemaian, yang dinamai Tray Pot Seeder.

24 Desember 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trio mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung berhasil mengembangkan purwarupa alat penanam bibit tanaman di pot penyemaian, yang dinamai Tray Pot Seeder. Tim yang beranggotakan Tegar Pangestu Budi Utomo, Mochammad Miftahul Fahmi, dan M. Azzam Muzakki itu menjadi juara bidang Rancang Bangun Mesin Pertanian dalam Supremacy Festival of National Agricultural Engineering di Universitas Padjadjaran, akhir November lalu.

Ide pembuatan alat ini berangkat dari persoalan polybag yang menjadi limbah pertanian. Kantong plastik berwarna hitam itu digunakan sebagai pot sementara sebelum tanaman dipindahkan ke lahan. Selain itu, tim ini melihat proses yang tak efektif saat penyemaian. "Seperti bibit semangka dan melon dimasukkan satu per satu ke polybag berisi tanah. Jumlahnya bisa ratusan hingga ribuan," kata Fahmi saat dihubungi pada Selasa dua pekan lalu.

Mesin yang berbobot sekitar 7 kilogram dan berdimensi 32,5 x 30 x 50 sentimeter ini dibuat untuk mengatasi kedua masalah tersebut. Tim itu merancang agar mesin yang dibangun dengan biaya Rp 1 juta ini mudah dipakai petani. Proses kerja alat ini, dari pemilahan hingga penetrasi benih ke dalam pot, dapat dilakukan hanya dengan menekan sebuah tuas.

Tray Pot Seeder, yang berbentuk seperti kubus, dibuat dari bahan plastik high-density polyethylene yang biasa untuk bahan kursi plastik. Bagian lain dari alat ini, yang mendapat beban kerja besar, berupa baja antikarat dan aluminium.

Alat ini terbagi atas tiga lapis fungsi. Bagian atas sebagai penampung sekaligus penyortir benih. Bagian tengah untuk menginjeksi benih. Sedangkan bagian bawah atau kaki sebagai penyangga dasar mesin sekaligus tempat meletakkan rangkaian pot kecil (tray pot) yang menggantikan polybag. Pot ini bisa dipakai berkali-kali, sedangkan polybag hanya dua-tiga kali pakai.

Setiap lubang benih memiliki dimensi yang hanya muat untuk satu benih. Terdapat beberapa papan sortir benih dengan dimensi lubang yang berbeda-beda supaya dapat digunakan untuk berbagai macam jenis benih tanaman. Bagian ini didesain dapat dilepas dan diganti dengan mudah.

Tim itu berharap mesin ini bisa meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya produksi. "Seorang petani bisa bekerja sendiri dengan mesin itu dan hasil penanaman benihnya bisa 20 pot sekaligus," ujar Fahmi. Jika alat ini kelak diproduksi massal, timnya memprediksi harga jualnya sekitar Rp 500 ribu.


Cara kerja
1. Memilih ukuran lubang papan sortir yang sesuai dengan ukuran dan jenis benih.
2. Memasukkan benih tanaman ke bagian penginjeksi.
3. Mengisi tray pot (20 pot sekaligus) dengan tanah atau media tanam lain hingga penuh.
4. Meratakan permukaan pot-pot dan menyingkirkan media tanam yang berlebihan.
5. Meletakkan pot-pot hingga menyentuh pembatas pada alas alat.
6. Menekan tuas hingga batas terbawah, kemudian melepaskannya.
7. Mengeluarkan pot-pot dan mengulangi proses nomor 3 dengan pot lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus