Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Angka kematian karena Covid-19 di Amerika Serikat telah secara resmi menembus angka satu juta jiwa pada Kamis 12 Mei 2022. Data sebenarnya di lapangan bisa saja lebih besar lagi. Presiden Joe Biden menyebut dampak satu juta kematian itu sebagai 'tragic milestone'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sejuta kematian Covid, sejuta kursi kosong di meja makan keluarga-keluarga, masing-masing adalah kehilangan yang tak tergantikan," kata Biden. "Kita harus tetap tegar melawan pandemi ini dan melakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, dengan kita memiliki semakin banyak tes, vaksin dan obat-obatan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angka kematian itu jauh lebih besar daripada yang pernah diantisipasi di awal pandemi. Anthony Fauci dari US National Institutes of Health pernah mengatakan pada Maret 2020 lalu kalau 100-200 ribu orang di Amerika bisa mati karena Covid-19.
Data kematian Covid-19 Amerika Serikat lebih tinggi dari negara manapun di dunia--dari total kematian global karena Covid-19 yang sudah lebih dari 6 juta. Tapi, banyak kematian diperkirakan tak tercatat secara resmi di banyak negara lainnya.
Laporan terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) menghitung 'excess death' yang mendefinisikan jumlah kematian sepanjang 2020-2021 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di dalamnya termasuk kematian karena Covid-19 yang tidak tercatat, begitu juga orang-orang yang meninggal karena rumah sakit penuh di tengah pandemi.
Laporan WHO menemukan India sebagai negara yang memiliki angka excess death tertinggi di dunia. Peru dan Rusia tercatat dengan proporsi tertinggi berdasarkan ukuran populasi penduduknya.
NEW SCIENTIST, JHU