Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Risiko Golongan Darah O Tertular Covid-19 Lebih Kecil

Memahami faktor genetika dapat membantu mempercepat pengembangan obat.

12 Juni 2020 | 00.00 WIB

Ilustrasi kantong darah/golongan darah. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi kantong darah/golongan darah. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Ada perbedaan dalam gen yang dapat mempengaruhi golongan darah seseorang terhadap Covid-19.

  • Dengan memahami faktor genetika, dapat membantu mempercepat pengembangan obat.

  • Golongan darah tipe O lebih terlindungi dari serangan SARS-CoV-2.

Bagi Anda pemilik golongan darah O, ada kemungkinan ini bisa menjadi kabar baik. Para peneliti di perusahaan raksasa pengujian genetik, 23andMe Inc, menemukan adanya perbedaan dalam gen yang dapat mempengaruhi golongan darah seseorang terhadap Covid-19.

Para ilmuwan selama ini mencari faktor genetik untuk mencoba memahami mengapa beberapa orang yang tertular virus corona sama sekali tak menunjukkan gejala. Di sisi lain, ada yang jatuh sakit parah. Pada April lalu, 23andMe meluncurkan hasil penelitian yang menggunakan data jutaan orang berbasis DNA untuk menjelaskan hubungan genetika dengan penyakit ini.

Hasil pendahuluan lebih dari 750 ribu peserta menunjukkan bahwa golongan darah tipe O lebih terlindungi dari serangan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Temuan ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan terdapat hubungan antara variasi golongan darah A, B, dan O dengan Covid-19.

Bukan hanya 23andMe yang meneliti kemungkinan itu, pesaing mereka, Ancestry Inc, juga sedang meneliti faktor genom untuk membantu memahami virus. Telah diketahui bahwa faktor seperti usia dan kondisi kesehatan dapat menentukan bagaimana tubuh seseorang bereaksi ketika terjadi kontak dengan Covid-19.

Tapi, faktanya, faktor-faktor itu saja belum mampu menjelaskan keragaman gejala yang lebih luas, seperti mengapa beberapa orang dapat dengan mudah tertular virus tersebut, sedangkan yang lainnya tidak. Mempelajari genetika orang-orang yang lebih rentan terhadap SARS-CoV-2 dapat membantu mengidentifikasi dan melindungi mereka yang lebih berisiko.

Selain itu, memahami faktor genetika dapat membantu mempercepat perawatan dan pengembangan obat. Beberapa penelitian lain yang mengamati tingkat keparahan penyakit dan kerentanan terhadap penyakit juga menunjukkan bahwa golongan darah sangat berperan.

Penelitian yang diterbitkan dalam Peer Review, pekan lalu, menyatakan golongan darah ada kemungkinan berpengaruh pada tingkat keparahan reaksi pasien terhadap SARS-CoV-2. Studi mengamati gen lebih dari 1.600 pasien di Italia dan Spanyol yang mengalami gagal napas. Hasilnya, mereka menemukan bahwa 50 persen pasien dengan golongan darah A paling banyak membutuhkan alat bantu pernapasan atau ventilator.

Sebuah penelitian di Cina sebelumnya menemukan hasil serupa ihwal kerentanan seseorang terhadap Covid-19. "Ada juga beberapa laporan tentang hubungan antara Covid-19 dan pembekuan darah serta penyakit kardiovaskular," kata Adam Auton, peneliti utama dalam studi 23andMe. "Laporan-laporan tersebut memberikan beberapa petunjuk tentang gen mana yang mungkin relevan."

Studi 23andMe, yang melihat kerentanan ketimbang keparahan penyakit, mengamati data dari 10 ribu peserta yang mengatakan mereka positif tertular Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki peluang untuk tertular antara 9 dan 18 persen lebih kecil dibanding orang yang memiliki golongan darah lain.

Namun penelitian ini juga menemukan adanya sedikit perbedaan dalam kerentanan di antara golongan darah lain. Ketika para peneliti menyesuaikan data untuk memperhitungkan faktor-faktor seperti usia dan penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya, serta ketika membatasi data hanya pada mereka yang memiliki kemungkinan terpapar tinggi seperti petugas medis, temuannya sama.

Auton mengatakan, sementara bukti ini cukup meyakinkan, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan. “Ini baru awal saja. Bahkan, dengan ukuran sampel ini, mungkin belum cukup untuk menemukan hubungan genetik ini secara pasti,” katanya.

Auton menambahkan bahwa mereka bukan satu-satunya kelompok yang mencoba melihat adanya hubungan tersebut. “Pada akhirnya komunitas ilmiah mungkin perlu mengumpulkan sumber daya mereka untuk benar-benar menjawab pertanyaan seputar kaitan antara genetika dan Covid-19 ini,” ucapnya.

FIRMAN ATMAKUSUMA | BLOOMBERG | 23ANDME

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus