Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang dirilis @Ukrainian Air Force di media sosial Twitter akhir Agustus lalu menunjukkan apa yang telah berminggu-minggu sebelumnya menjadi kecurigaan banyak kalangan: Ukraina telah entah bagaimana caranya memasangkan rudal Amerika ke jet-jet tempur tua Mig mereka. Video itu merekam jet tempur Mig-29 menembakkan beberapa rudal AGM-88, yang dikenal sebagai HARM, diduga mengarah ke radar Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan dengan rudal Amerika, yang dirancang untuk menggerus pertahanan udara Rusia, sejatinya dianggap tak mungkin dilakukan karena kesulitan integrasi sistem senjata AS dan Ukraina yang warisan Uni Soviet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
'Ivan', pilot Angkatan Udara Ukraina, yang membuat video itu. Kepsyen yang ada menyebutkan kalau video didedikasikannya untuk mengenang Mayor Yevhen Lysenko, rekan sesama pilot yang gugur dalam perang lawan Rusia. Tidak ada keterangan yang diberikan dari video itu hingga mata tajam netizen menyadari rudal-rudal yang diluncurkan dari kedua sayap Mig-29 Ivan adalah AGM-88 HARM buatan Amerika. Tanda terlihat dari warna terang rudal berukuran cukup besar itu dengan garis kuning melingkar dan siripnya.
Tangkapan layar dari video di Twitter yang menunjukkan rudal AGM-88 HARM dengan ciri gelang kuning dan siripnya ada dan meluncur dari sayap Mig-29 Ukraina.
Seperti diketahui, sistem pertahanan udara modern bergantung kepada radar untuk bisa mendeteksi ancaman musuh. Sekali radar mendeteksinya, apakah itu jet tempur atau rudal yang mendekat, radar akan meneruskan informasi itu ke jet-jet tempur untuk segera lepas landas atau ke sistem rudal darat-ke-udara untuk bergerak membidiknya.
Tanpa radar, pasukan udara bisa membuang banyak waktu berharga dengan berpatroli ke arah langit yang salah dan rudal-rudal darat-ke-udara Rusia seperti Buk, Tor, S-300, dan S-400 tak akan mampu mencegat musuh.
Problemnya adalah sebuah radar bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik untuk bisa mendeteksi aktivitas musuh. Radiasi gelombang ini bisa dideteksi pada jarak yang sangat jauh, dan inilah celah yang dilihat Pentagon dengan mulai mengembangkan apa yang disebut 'rudal-rudal anti-radiasi' (disingkat ARM) pada 1960-an. Rudal-rudal itu didesain untuk mengikuti emisi gelombang dari sebuah radar pertahanan udara dan menghancurkannya.
Lahirlah AGM-88 High Speed Anti-Radiation Missile (HARM) ....
Lalu lahirlah AGM-88 High Speed Anti-Radiation Missile (HARM) yang dikembangkan pada 1980-an. HARM didesain untuk mendeteksi emisi dari radar musuh dan mengikuti sampai menemukan sumbernya. HARM dibuat untuk bisa melesat cepat dan sampai sebelum radar musuh itu sempat dimatikan. HARM juga memiliki motor roket tak berasap untuk membuat kedatangannya lebih sulit diamati.
Laporan pertama temuan puing rudal HARM di palagan perang Rusi-Ukraina muncul di media dosial pada awal Agustus lalu. Laporan itu membuat bingung karena faktanya hanya jet tempur F-16 dan F/A-18 Hornet milik Amerika yang biasa menjinjing rudal jenis tersebut, dan tak ada pesawat tempur jenis itu dalam inventori militer Ukraina.
Washington juga tak pernah melaporkan secara resmi telah menyuplai Kyiv dengan rudal-rudal HARM. Alasannya, rudal HARM harus satu paket dengan jet tempur F-16. Itu sebabnya Amerika dan NATO lebih memilih menyuplai persenjataan seperti rudal antitank Javelin.
F-16 membawa rudal Agm-88 harm. Foto : F16.net
Namun, seperti yang belakangan terungkap, Ukraina telah berhasil memasang sendiri rudal HARM itu ke jet-jet tempur Mig-29 milik mereka. Dugaan itu dikuatkan oleh keterangan seorang pejabat pertahanan AS usai press birefing pada 19 Agustus lalu. Dia mengungkap kalau Pentagon telah mengirim HARM ke Ukraina.
“Ukraina telah berhasil menggunakannya. Mereka sukses mengintegrasikan ke pesawat tempurnya, dan ini memampukan Ukraina untuk mencari dan menghancurkan radar-radar Rusia, jadi kami akan menyediakan tambahan rudal HARM," katanya.
POPULAR MECHANICS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.