Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Sensor Anjing di Dalam Chip

2 Desember 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IDE ini berangkat dari kekaguman Carl Meinhart dan Martin Moskovits pada indra penciuman anjing. Dua peneliti dari UC Santa Barbara itu lantas menggagas sensor yang mampu bekerja layaknya reseptor penciuman pada hidung anjing.

Salah satu kunci keistimewaan dalam penciuman anjing adalah adanya lapisan lendir tipis pada permukaan rongga hidung. Lapisan ini menyerap dan mengkonsentrasikan zat-zat yang terdapat pada molekul udara sehingga bisa lebih mudah dikenali oleh indra penciuman. Karena itulah binatang ini memiliki ketajaman penciuman hingga ribuan kali kemampuan hidung manusia.

Prinsip kerja sistem penciuman anjing itulah yang diadopsi Meinhart dan Moskovits. Mereka menggabungkan teknologi nano dan mikrofluida untuk membuat ­microchip detektor yang memiliki sistem kerja layaknya sistem pengendus pada anjing.

Chip sebesar jari tangan itu memiliki dua komponen utama, yakni microchannel atau saluran mikro dan spektrometer mini. Saluran mikro cair yang 20 kali lebih tipis daripada rambut manusia itu berfungsi menyerap molekul udara dan meningkatkan konsentrasi molekul udara hingga berlipat-lipat. Interaksi antara molekul dan nanopartikel akan memperkuat ciri spektrum molekul. Selanjutnya, sinar laser spektrometer mini akan mendeteksi dan mengolah komposisi molekul.

Nah, hasil pengolahan itu selanjutnya dikirim dan dicocokkan dengan database komputer. Tujuannya buat mengenali jenis molekul agar akurat.

Perangkat itu mampu mendeteksi jenis molekul tertentu secara real-time pada konsentrasi hingga di bawah 1 part per billion (ppb) dan memiliki ketajaman penciuman 10 ribu kali lipat dibanding hidung manusia. Hasil uji coba yang mereka publikasikan bulan lalu menyatakan chip itu mampu mendeteksi molekul udara bahan utama peledak TNT.

Selain buat mengendus bahan peledak, teknologi ini dapat diaplikasikan buat keperluan lain, di antaranya mendeteksi zat narkotik dan makanan kedaluwarsa. "Bahkan alat ini bisa mendeteksi molekul napas buat mendiagnosis penyakit," kata Meinhart.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus