Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERSAMA tahun 1977, Steve Austin, manusia super dalam The Six
Million Dollar Man telah meninggalkan layar TV-RI. Serial film
fiksi itu memang menarik: seorang antariksawan Amerika, yang
hampir mati dalam kecelakaan uji pesawat pancargas, berhasil
dipermak dengan kaki, lengan dan mata tiruan. Lewat permak itu
ia justru berlipatganda kekuatannya. Tapi biaya operasi manusia
bionic (bio-electronic) pertama di dunia itu mahal: 6 juta
dollar AS.
Tapi itu cuma khayalan (ilmiah), 'kan? Toh penelitian
elektronika hayati di negeri maju cukup mempesona. Ilmu itu
berusaha menolong orang cacad dengan mengawinkan pengetahuan
tentang mekanisme anggota tubuh manusia dengan pengetahuan
elektronika dan komputer. Diselidiki juga misalnya, bagaimana
dapat memindahkan komunikasi radar pada kelelawar ke manusia.
Penelitian sampai sekarang sayangnya masih jauh dari kemungkinan
menciptakan manusia baru yang super seperti Steve Austin. Paling
banter, yang telah dihasilkan baru lengan dan tangan bionic yang
sungguh menyerupai lengan dan tangan asli: berkulit, bernadi,
berbulu, dan "hidup". Artinya, dapat diperintahkan mengerjakan
apa saja.
Tukang Besi
Lima orang pemilik tangan buatan yang paling terkemuka di dunia
- begitulah menurut penulis kedokteran Inggeris, Michael
Jeffries--"hidup di Swedia". Di antaranya termasuk seorang
dekorator yang mengutamakan kehalusan dalam pekerjaan tangannya,
serta seorang pandai besi yang mengandalkan tenaga besar dan
kasar. Kelima lelaki Swedia itu memiliki satu lengan dan tangan
palsu yang mampu melakukan enam macam gerakan yang berbeda,
hanya berdasarkan perintah yang tak diucapkan dari otak
pemiliknya. Mereka mampu memegang gelas plastik tanpa
melumatnya, memalu paku, mengangkat beban 15 kilo, dan
menggenggam tangaan bayi tanpa menyakiti sang orok.
Itulah hasil penelitian dan kerjasama tim sarjana kedokteran RS
Sahlgren dan tim sarjana teknologi Universitas Teknologi
Chalmers di Goetenborg, Swedia selama 10 tahun terakhir.
Investasinya juga bukan main-main. Makanya sebuah lengan dan
tangan myoelectric itu begitu mereka menyebutnya--harganya
sekitar 35 ribu kronor Swedia, atau 3,5 juta rupiah kita.
Tenaga penggerak tangan itu, berasal dari isyarat-isyarat
listrik lemah -1/1000 sampai 1/10 volt - yang dipancarkan oleh
sel-sel neuron otak. Isyarat-isyarat itu diterima oleh 6 sensor
berlapis emas pada kulit lengan buatan itu, yang diteruskan ke
sebuah komputer mini di pergelangan tangan. Di situ
isyarat-isyarat myoelectric itu diperkuat (komputer itu punya
baterai nikel-kadmium - Ni-Cd - mini), dan diteruskan ke otot
lengan, tangan, dan kelima jarinya. Mengapa Prof. R. Magnusson
dan Chr. Almstroem, kedua 'otak teknologi' proyek itu memasang 6
sensor di kulit lengan palsu itu? Karena menurut para ahli bedah
tulang dan saraf - Dr Peter Berherts dan Prof. 1. Petersen -
semua gerakan tangan dan lengan pada dasarnya dapat
diterjemahkan ke dalam 6 gerakan dasar. Yakni gerak memutar
pergelangan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas
atau ke bawah, gerak mengangkat atau menurunkan lengan seperti
waktu mengayunkan palu atau kapak, serta gerak meremas atau
melepaskan remasan jari. Yang terakhir itu masih disertai dengan
kontrol umpanbalik. Sebab gerakan jari itu sangat vital untuk
berbagai pekerjaan seperti berjabat tangan, menulis atau melukis
serta memegang bentuk-bentuk tak beraturan seperti telur, obeng,
atau tang.
Sama Dengan Kalkulator
'Komando' otak untuk melakukan pelbagai gerak dasar itu pada
setiap orang berbeda gelombang myoelectric yang dipancarkan.
Sebab itu, mula-mula para ahli elektronika menganalisa isyarat
listrik otak setiap (calon) pemakai tangan palsu itu dengan
komputer. Lantas isyarat itu diprogram ke dalam komputer mini di
pergelangan tangan buatan itu.
Barang itu prinsipnya hampir sama dengan kalkulator kantong
mutakhir yang dijual bebas di toko-toko. Selanjutnya, para ahli
bedah tulang dan saraf dari RS Sahlgren itu yang menghubungkan
komputer mini itu dengan otot dan saraf lengan, tangan, dan jari
silurnan itu.
Lengan siluman (phantom limb), memang itulah julukan hasil
teknologi kedokteran mutakhir itu. Sebab anggota tubuh buatan
itu didasarkan pada penemuan, bahwa setiap orang yang cacad
karena kecelakaan secara tak sadar masih punya ilusi, bahwa
anggota tubuh yang hilang itu masih ada di tempatnya semula.
Makanya secara tak sadar otak masih mengirim perintah melalui
susunan sara ke "lengan siluman" itu. Tapi perintah itu seperti
menghadapi 'kortsluiting', karena lengan berikut otot dan
sarafnya sudah tak ada di tempatnya semula.
Jalan keluar yang disediakan ahli ahli Universitas Teknologi
Cilalmers itu sederhana saja: bukan saraf tangan palsu itu yang
langsung menangkap dan mematuhi perintah dari otak itu,
melainkan sensor emas di kulit lengan. Kemudian, 'otak ekstra'
di pergelengan tangan buatan itulah yang memperkuat sinyal arus
lemah itu hingga cukup kuat untuk menggerakkan otot lengan
buatan.
Kini sedang diadakan evaluasi terakhir, agar contoh lengan
bionic bertulang magnesium dan berkulit plastik polyethlene itu
dapat diproduksi massal, dan murah. Sebab seperti diungkapkan
Michael Jeffries, "lebih banyak orang sipil kehilangan tangannya
dalam, kecelakaan di masa damai, dari pada tentara di medan
perang." Kebanyakan di antaranya lelaki muda, yang kehilangan
tangannya dalam kecelakaan industri atau lalulintas, pada usia
antara 20-30 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo