Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARA peneliti Universitas Indonesia mengembangkan alat pembasmi virus dan bakteri dengan memanfaatkan sinar ultraviolet. Perangkat ini dapat menjadi alternatif bantuan untuk menjalankan proses pembersihan fasilitas pelayanan publik, terutama rumah sakit, dari kuman dalam menghadapi pandemi akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI mengembangkan dua purwarupa alat pembunuh bakteri dan virus yang menjadi sumber penyakit. Satu alat dirancang bisa dioperasikan dengan digenggam (hand-held), yang lain didesain dapat ditempel di dinding (room sterilizer), yang khusus buat keperluan medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI Abdul Haris mengatakan instrumen yang dikembangkan tim peneliti dapat membantu tenaga kesehatan menjalankan tugasnya di tengah wabah. Dua alat disinfeksi dengan sinar ultraviolet tersebut dibuat bersama para peneliti dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Keperawatan. Tim sudah menyiapkan enam unit purwarupa. “Kedua alat itu akan diuji coba di Rumah Sakit Universitas Indonesia,” kata Abdul pada Jumat, 27 Maret lalu.
Purwarupa instrumen tersebut akan diuji coba untuk keperluan disinfeksi peralatan medis dan ruangan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan, terutama bagi pasien Covid-19. Kedua alat itu juga didesain bisa dipakai dengan aman oleh institusi kesehatan dan fasilitas umum lain. Pemakaian alat ini harus bersamaan dengan penggunaan alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan kacamata pelindung.
Tim Fakultas Teknik UI, yang berkolaborasi dengan Ikatan Alumni FTUI, membuat Bilik Disinfeksi Cepat (BDC-04). Menggunakan sinar ultraviolet, BDC-04 bisa membasmi bakteri dan virus yang menempel di baju dan permukaan tubuh. Baju dan permukaan tubuh yang dibersihkan tetap kering karena tidak ada cairan yang disemprotkan. Perangkat ini telah dipasang di Rumah Sakit UI pada 26 Maret lalu.
Sebelumnya, bilik disinfeksi yang menggunakan semprotan cairan kimia pernah didirikan dan dioperasikan di sejumlah tempat. Kementerian Kesehatan akhirnya melarang penggunaan cairan disinfektan yang disemprotkan ke tubuh karena dapat menimbulkan risiko kesehatan pada kulit, mata, mulut, dan saluran pernapasan.
Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono mengatakan BDC-04 dapat mengatasi mikroorganisme menggunakan sinar ultraviolet yang dikenal dengan far-UVC. Sinar ini dengan cepat membunuh bakteri dan virus, tapi aman bagi tubuh manusia. “Dengan penyinaran 5-10 detik bisa menonaktifkan mikroorganisme yang menempel pada pakaian atau tubuh manusia,” ujar Hendri.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo