Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Studi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), berkerjasama dengan Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA), menemukan empat faktor utama penyebab warga lanjut usia (lansia) bisa hidup panjang umur hingga mencapai usia 100 tahun.
Penelitian bertajuk Healthy Aging and Longevity (Halo) Project itu dilakukan di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dan Dusun Miduana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kedua daerah ini memiliki populasi lansia sehat hingga berusia 100 tahun. Tim peneliti menemukan kesamaan hal yang menyebabkan para lansia di kedua wilayah tersebut hidup hingga usia lanjut.
Kedua wilayah tersebut memiliki geografi dan cuaca wilayah yang sangat kontras. Gili Liang memiliki iklim panas karena merupakan pulau kecil. Sedangkan Dusun Miduana memiliki iklim yang lebih dingin karena berada di dataran yang relatif tinggi.
"Terdapat kesamaan dalam aspek gaya hidup aktivitas fisik psikologis dan sosial ekonomi lansia di kedua wilayah ini, yang mempengaruhi panjang usia yang sehat dan aktif," kata Ketua Tim Peneliti Halo Project Prof Septelia Inawati Wanandi dalam diseminasi hasil riset tersebut di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024, yang dilansir Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prof Septelia yang merupakan Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI menyatakan, lansia di kedua wilayah tersebut sama-sama masih aktif sehari-hari, aktif sedari muda, masih mandiri dalam beraktivitas, serta terus melakukan aktivitas fisik meski merasakan ada sedikit rasa sakit.
Di bidang sosial ekonomi, kata Septelia, para lansia tetap menjaga hubungan terhadap keluarga dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka mendapatkan perawatan yang baik dari orang di sekitarnya, serta senantiasa melakukan aktivitas religius.
Faktor berikutnya, kata Septelia, adalah faktor lingkungan. Para lansia merasa nyaman dengan lingkungan mereka tinggal, serta mengetahui nilai positif dan negatif dari lingkungan tersebut.
Keempat adalah faktor nutrisi. Menurut Septelia, para lansia di Gili Iyang dan Dusun Miduana sama-sama mengkonsumsi makanan yang sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam. Di Gili Iyang, lansia mengonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Lebih lanjut diperlukan studi molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis untuk pendekatan kedokteran yang presisi pada populasi panjang usia penuaan aktif dan sehat di Indonesia," kata Septelia.
Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam menyebut penelitian ini merupakan sebuah upaya dalam menciptakan generasi lansia yang panjang umur dan sehat. Ke depan akan ada penelitian lanjutan untuk melihat apakah ada faktor genetik yang juga berperan.