Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Uji Lab ITB: Aditif Non-Metal Tambah Performa Mesin, BBM Lebih Hemat

Pengujian oleh ITB mencakup produk aditif yang beredar di pasaran dan kebanyakan berbahan logam.

27 September 2022 | 04.00 WIB

Ilustrasi kampus ITB. Instagram
Perbesar
Ilustrasi kampus ITB. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Dosen dari Kelompok Keahlian Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan, zat aditif non-logam lebih cocok untuk kendaraan. Dari hasil beberapa kali pengujian, aditif yang mengandung logam seperti timbal, mangaan, dan besi, umumnya tidak berdampak signifikan pada performa mesin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jangan menggunakan (aditif) yang mengandung tiga logam, yaitu timbal, mangaan, besi. Gunakanlah yang non metal,” katanya, Jumat 23 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengujian oleh ITB mencakup produk aditif yang beredar di pasaran dan kebanyakan berbahan logam. Selain itu ada pula yang mengajukan pengujian formula aditif sebelum dipasarkan. “Ada produk yang bagus dan tidak. Tapi memang yang punya basis logam berdampak negatif,” ujar Tri.

Sesuai standar, pengujian mengacu pada mesin mobil. Tanpa memakai mobil, tes menggunakan engine dynamometer. Dari perangkat itu, pengukuran misalnya pada torsi, putaran, bahan bakar, terkadang hasil emisinya juga.

Menurut Tri, pengujian aditif itu kerja sama dengan beberapa pihak seperti Pertamina dan perusahan lain. “Itu sering sampai minggu lalu juga masih, karena banyak yang bikin aditif ingin tahu kinerjanya seperti apa, kalau kurang diformulasi lagi,” kata dia.

Pada aditif non-metal, hasilnya untuk meningkatkan oktan bahan bakar dinilai bagus dan ramah lingkungan. “Justru makin lama dipakai makin bagus, dayanya naik, bahan bakar minyak lebih hemat dan mesinnya halus,” ujar Tri.

Namun begitu, sejauh ini masih sedikit aditif berbahan non logam. Menurut Tri, teknologinya masih tergolong baru mulai sekitar 2020. Tim baru menguji dua produk untuk solar dan bensin pada mesin mobil. “Tapi kalau digunakan sepeda motor bisa saja,” katanya.

Soal harga aditif non-logam itu menurutnya terjangkau. Dia mencontohkan jika pengguna sepeda motor ingin meningkatkan nilai oktan bahan bakar yang dipakainya secara penuh di tangki, “Itu paling ongkos aditifnya Rp 5000.”


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus