Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jember - Universitas Jember bekerja sama dengan Institut de Recherche pour le Developpement (IRD) Prancis untuk mengembangkan bioteknologi di bidang pertanian dan kesehatan. Salah satu kerja sama yang tengah dilaksanakan adalah penelitian mengenai genome editing pada padi untuk pengembangan padi tahan bakteri xanthomonas.
Baca:
Buka Agro Solution Farm, Universitas Jember Gandeng BASF
Universitas Jember akan Bikin Pusat Bioteknologi Tanaman Industri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian genome editing pada padi dimotori oleh para peneliti Kampus Tegalboto yang tergabung dalam Kelompok Riset (KeRis) Plant Health (kesehatan tanaman). Penelitian genome editing pada padi khususnya, dan pada tanaman lain, semisal tebu, singkong, dan kopi, diharapkan akan menghasilkan bibit tanaman yang tahan penyakit dan memiliki produktivitas tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerja sama dengan IRD Prancis sekaligus mendukung pendirian Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi (PUI-PT) Bioteknologi Tanaman Industri di Universitas Jember yang tengah dirintis.
Ketua KeRis Plant Health Tri Chandra Setiawati mengatakan kerja sama di bidang penelitian yang dijalin ini meliputi publikasi ilmiah serta pengembangan Sister Lab dengan IRD Prancis.
“Dengan adanya kerja sama Sister Lab, peneliti Universitas Jember dapat melaksanakan penelitian di fasilitas laboratorium IRD, termasuk kesempatan mempublikasikan penelitian di jurnal ilmiah terakreditasi di Prancis, begitu pula sebaliknya,” kata Tri, Kamis, 16 Agustus 2018.
Dosen di Fakultas Pertanian Universitas Jember ini juga mengatakan, untuk lebih mengaktualisasikan kerja sama antara Universitas Jember dan IRD, diadakan penandatanganan nota kesepahaman aksi (Memorandum of Action/MoA) antara Tri Chandra Setiawati, mewakili KeRis Plant Health Universitas Jember, dan Sebastien Cunnac.
Selain menandatangani MoA, Sebastien Cunnac memberikan workshop bagi peneliti bioteknologi, serta memperkenalkan apa itu bioteknologi kepada para guru mata pelajaran biologi di Jember dan Banyuwangi, Kamis ini.
Dalam kegiatan workshop yang diadakan di Gedung CDAST Lantai 4, Sebastien Cunnac membimbing 30 peneliti, yang merupakan dosen di Universitas Jember, Universitas Airlangga, Universitas Mulawarman, IAIN Jember, dan IKIP Jember, untuk belajar memanfaatkan platform penelitian Benchling yang dewasa ini banyak digunakan untuk penelitian di bidang bioteknologi.
“Benchling adalah platform penelitian yang banyak digunakan untuk pelacakan sampel, serta memetakan dan mengedit gen. Dengan menggunakan Benchling, peneliti bioteknologi dapat memperkirakan hasil penelitiannya sebelum turun langsung ke laboratorium,” tutur Sebastien Cunnac, yang merupakan pakar bakteri.
Erlia Narulita, salah seorang peneliti KeRis Plant Health, mengatakan pihaknya sengaja mengundang 30 guru mata pelajaran biologi agar mengetahui apa itu bioteknologi dan perkembangan terbaru apa saja di bidang bioteknologi.
“Selama ini kami banyak mendapatkan pertanyaan mengenai bioteknologi dari para guru mata pelajaran biologi, karena pembahasan mengenai bioteknologi sudah mulai muncul di buku mata pelajaran biologi, bahkan menjadi soal dalam Olimpiade-Olimpiade Biologi," ujar Erlia.
"Kami juga berharap keberadaan KeRis Plant Health memberikan manfaat langsung bagi pihak di luar kampus, contohnya bagi para guru biologi yang hari ini hadir,” kata Erlia, yang pada awal 2018 mengadakan penelitian genome editing padi di laboratorium IRD yang ada di Kota Montpellier, Prancis.
Tidak hanya memberi kesempatan mendapatkan ilmu dari pakar bioteknologi secara langsung bagi para guru, para peneliti KeRis Plant Health juga sedang menyempurnakan e-comic mengenai bioteknologi yang rencananya bisa diunduh melalui Play Store dalam waktu dekat.
“Kami juga tengah merancang game Bioteknologi dan permainan laboratorium bioteknologi virtual bagi siswa SMP. Harapannya akan muncul pemahaman akan bioteknologi di kalangan siswa kita, sebab bioteknologi adalah salah satu jawaban bagi permasalahan di bidang pertanian, pangan, dan kesehatan di masa depan,” tutur Erlia, yang sehari-harinya adalah dosen di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember ini.