Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sepakbola

Alasan Jurgen Klinsmann Tersenyum Saat Korea Selatan Disingkirkan Yordania di Piala Asia 2023

Pelatih Korea Selatan Jurgen Klinsmann mengatakan reaksinya merupakan hal yang normal. Ia gagal memenuhi janji membawa Korea juara Piala Asia 2023.

7 Februari 2024 | 10.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jurgen Klinsmann terlihat tersenyum saat Korea Selatan tersingkir dari Piala Asia 2023 usai dikalahkan Yordania pada hari Selasa, 6 Februari 2024. Momen itu terekam kamera dan cuplikan videonya beredar di media sosial hingga menjadi perbincangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelatih berusia 59 tahun itu kemudian menjelaskan alasannya tersenyum kala timnya sedang terpuruk. Ia mengatakan saat itu sedang memberi selamat ke pelatih Yordania Hussein Ammouta yang memenangkan pertandingan. Menurut dia, reaksinya merupakan hal yang normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagi saya itu merupakan sesuatu yang normal untuk memberi selamat ke pelatih tim lawan saat timnya tampil lebih baik dalam pertandingan. Menurut saya itu merupakan tanda dari sikap saling menghormati," ujar dia seusai pertandingan.

Korea Selatan dikalahkan Yordania dengan skor 0-2 dalam pertandingan babak semifinal Piala Asia 2023. Taegeuk Warriors tampil mendominasi dengan unggul 70 persen penguasaan bola, namun tak mampu menciptakan satu tendangan tepat sasaran. Korea pun gagal mengakhiri penantian gelar Piala Asia selama 64 tahun.

Klinsmann merasa kecewa dan marah karena seharunya Korea Selatan bisa bermain lebih baik. Menurut dia, pada 20 hingga 30 menit awal pertandingan, anak asuhnya tidak ada dalam permainan. Di sisi lain, dia menganggap Yordania layak memenangkan pertandingannya karena tampil lebih baik.

"Mereka tim yang lebih baik, tetapi menurut saya ini (menebar senyuman) merupakan hal yang normal. Jika Anda mengatakan saya seharusnya tidak tersenyum, memberikan senyuman kepada seseorang yang pantas mendapat pujian, mungkin kita memiliki pendekatan yang berbeda," tutur dia.

"Saya pasti tidak akan berjalan-jalan malam ini dan tersenyum di mana-mana. Ada alasan mengapa kami kalah dan harus menerimanya. Jika tim lawan menunjukkan permainan lebih baik di lapangan, Anda harus memberi mereka penghormatan," ujar mantan pelatih Timnas Jerman dan Timnas Amerika Serikat tersebut.

Terhentinya Korea Selatan di semifinal Piala Asia 2023 membuat mereka kembali gagal mengakhiri paceklik gelar yang sudah terjadi selama 64 tahun. Taegeuk Warriors sebelumnya dua kali menjadi juara pada edisi 1956 dan 1960. Sejak saat itu, prestasi terbaiknya adalah menjadi runner up pada edisi 1972, 1980, 1988, dan 2015.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus