Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Laga Liga Spanyol antara Barcelona vs Granada berakhir imbang 1-1. Pelatih Ronald Koeman mengakui tak bisa menerapkan skema Tiki Taka yang menjadi ciri khas Barcelona karena skuad yang tak mumpuni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Barcelona mendapatkan kritik tajam pada laga itu karena mereka dinilai bermain buruk. Menghadapi tim sekelas Granada di kandang sendiri, Stadion Camp Nou, Memphis Depay cs gagal menyuguhi suporter mereka pemainan yang menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Media Spanyol Sport menyebutkan bahwa Cules, sebutan untuk suporter mereka, bersiul setiap kali para pemain Barcelona memegang bola. Mereka tampak bosan dan kecewa dengan permainan lambat yang ditunjukkan tim kesayangannya.
Media Spanyol lainnya, Marca, menyebut Barcelona tak menciptakan banyak peluang emas. Lini depan Blaugrana tampak tumpul dan ancaman terbesar justru datang dari bek Ronald Araujo yang setidaknya mendapatkan tiga peluang melalui skema bola mati, salah satunya berbuah gol.
Menjawab kritikan tersebut, Koeman mengakui mereka tak bisa menerapkan permainan Tiki Taka yang menarik seperti pernah ditunjukkan Barcelona di bawah asuhan Johan Cruyff, Pep Guardiola atau pun Luis Enrique. Dia menyatakan tak memiliki pemain yang bisa membuat Barcelona mengadopsi skema itu.
"Lihat daftar pemain kami," ujar Koeman dalam konferensi pers usai pertandingan. "Barcelona melakukan apa yang memang bisa dilakukan. Kami tidak punya pemain seperti pada zaman tiki-taka. Kami harus bermain dengan gaya kami sendiri."
Meskipun demikian dia menolak jika permainan timnya dianggap buruk atau membosankan. Dia menilai mereka mampu tampil apik pada beberapa momen dan meyakini Barcelona bisa kembali ke jalur kemenangan.
"Saya pikir kami melakukannya dengan baik dan beberapa waktu lagi, kami bisa menang," kata Koeman. "Sistem dasar permainan kami adalah 4-3-3 di babak pertama, kemudian saya harus melakukan perubahan berdasarkan apa yang saya miliki di bangku cadangan pada babak kedua."
Tiki Taka merupakan gaya permainan khas Barcelona yang mulai dikenalkan saat Johan Cruyff menangani klub itu pada era 80-an hingga 90-an. Skema permainan itu juga sukses diadopsi oleh Pep Guardiola dan Luis Enrique.
Pada intinya, Tiki Taka adalah permainan yang mengandalkan aliran bola yang cepat dari kaki ke kaki yang dikombinasikan dengan kemampuan teknik individu tingkat tinggi. Pemain sekaliber Andreas Iniesta, Xavi Hernandez, Ronaldinho, hingga Lionel Messi merupakan kunci skema permainan itu sebelumnya.
Saat ini, Barcelona memang dinilai tak memiliki pemain-pemain seperti itu lagi. Messi menjadi kepingan terakhir Tiki Taka yang keluar dari Barcelona pada bursa transfer musim panas lalu.
Masalah bagi Ronald Koeman bukan hanya itu, dia juga mengalami krisis pemain dalam sepekan terakhir. Empat dari tujuh pemain di lini depannya menggalami cedera. Begitu juga dengan Gerard Pique dan Jordi Alba di lini belakang.
Alhasil Koeman tak bisa berbuat banyak. Hasil imbang 1-1 laga Barcelona vs Granada harus mereka terima dengan lapang dada. Barcelona pun kini harus puas duduk di peringkat ketujuh klasemen Liga Spanyol untuk sementara waktu. Mereka baru mengumpulkan delapan angka dari empat laga, tertinggal lima angka dari Real Madrid yang berada di puncak dan sudah memainkan lima laga.
SPORT|MARCA