Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri meminta dikotomi atau pengelompokan pemain lokal dan pemain keturunan dalam skuad Timnas Indonesia dihentikan. Ia menilai ketika seorang pemain telah memiliki paspor Indonesia sudah sepenuhnya menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Respons Indra Sjafri muncul setelah Timnas Indonesia sukses dua kali mengalahkan Vietnam dalam lanjutan putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pada laga pertama di Jakarta, Skuad Garuda menang dengan skor 1-0. Pada laga kedua di Hanoi, Justin Hubner dan kawan-kawan menang 3-0 yang sekaligus memutus rekor tak pernah menang selama 20 tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberhasilan Tim Merah Putih meraih hasil positif tak lepas dari hadirnya para pemain naturalisasi baru dalam skuad, seperti Nathan Tjoe-A-On, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Jay Idzes. Sebelumnya, ada pula nama-nama lain, seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, Justin Hubner, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, dan Jordi Amat yang lebih dulu bergabung. Mereka dianggap memberi kekuatan tambahan untuk Timnas Indonesia.
Para pemain tersebut dinaturalisasi karena kesediaannya untuk membela Merah Putih dan memiliki garis keturunan Indonesia. Namun, kondisi ini memunculkan label 'pemain keturunan dan pemain lokal' Timnas Indonesia.
Indra Sjafri pun ingin pelabelan pada pemain dihentikan. Menurut dia, secara hukum, mereka sudah bukan lagi sekedar keturunan, tapi sepenuhnya telah menjadi WNI. "Kalau dia sudah punya paspor Indonesia, kita jangan lagi bicara keturunan. Dia adalah anak bangsa Indonesia. Jadi, tidak ada lagi dia keturunan dari sini, keturunan dari sini," ujar dia di Lapangan B Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024.
"Kenapa? Karena yang menentukan dia Warga Negara Indonesia itu adalah dokumen namanya paspor. Kalau dia sudah (memiliki) paspor Indonesia, dia adalah anak bangsa Indonesia yang dia wajib membela bangsanya," kata Indra menambahkan.
Program naturalisasi pemain berdarah Indonesia tak hanya berlaku di tim senior. Indra Sjafri yang juga menangani Timnas Indonesia U-20 turut memakai jasa para pemain keturunan di luar negeri. Hingga saat ini, ada beberapa nama yang masuk dalam skuad sementara, seperti Welber Jardim, Chow Yun Damanik, dan Dillan Yabran. Meski begitu, pelatih berusia 60 tahun itu menegaskan bakal memperhatikan betul kualitas pemain yang dipilih untuk mengisi tim utama.