Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengerahkan ribuan petugas keamanan bersenjata untuk mengawal penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di 11 kota. Tatkala memperketat pengamanan di obyek-obyek vital, para polisi lebih bersikap ramah dan terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tiga polisi bersenjata laras panjang dan mengenakan rompi antipeluru mondar-mandir di peron stasiun kereta bawah tanah Sportivnaya, Moskow. Sedangkan belasan polisi tersebar di beberapa sudut stasiun: beberapa bersandar di dinding stasiun dan yang lainnya mengobrol. Meski terlihat santai, mata mereka tetap awas mengamati keadaan sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Stasiun Sportivnaya menjadi satu dari lokasi yang ramai dilewati penggemar sepak bola selama penyelenggaraan Piala Dunia di Moskow. Pada hari pembukaan Piala Dunia di Stadion Luzhniki, peron stasiun dipadati para suporter dari berbagai negara.
Bahkan di antara kerumunan para fan, sangat mudah menemukan petugas keamanan. “Biasanya selalu ada polisi di stasiun metro, tapi tidak sebanyak ini,” kata Renata, seorang sukarelawan Piala Dunia, kepada Tempo, Jumat pekan lalu.
Para polisi Moskow, yang setidaknya berjumlah 2-3 orang dalam satu tim, jamak ditemui di perempatan jalan, pertokoan, hingga di taman-taman. Di obyek-obyek vital seperti sekitar Lapangan Merah dan Bolshoi Teater jumlahnya bisa lebih banyak.
Detektor metal dan mesin pemindai dipasang di setiap akses masuk stasiun kereta, stadion, dan pusat-pusat keramaian, termasuk kafe dan restoran. Petugas juga mengecek seluruh barang bawaan suporter, baik dilihat langsung maupun menggunakan pemindai portabel. Orang-orang yang mengenakan pengenal khusus seperti Fan ID dan identitas petugas dan peliput Piala Dunia tak luput dari pemeriksaan.
Pemerintah kota-kota penyelenggara Piala Dunia mengerahkan ribuan polisi untuk menghadapi potensi gangguan keamanan yang muncul seiring masuknya para fan. Pasukan militer federal Rusia, Rosgvardia, yang biasanya bertugas menjaga fasilitas negara dan memerangi terorisme, juga ikut dikerahkan.
Meski memperketat keamanan, para polisi, Rosgvardia, dan petugas keamanan lokal justru terlihat lebih rileks. Mereka mudah membalas sapaan dan lambaian tangan para suporter sepak bola. Saat memeriksa identitas pengunjung, polisi melakukannya dengan santai. “Selamat menikmati Piala Dunia,” ujar seorang polisi sembari tersenyum saat mengembalikan paspor wartawan Tempo.
Dari seluruh fan sepak bola yang datang ke Rusia, para suporter Inggris menjadi kelompok yang paling diawasi. Ditambah lagi karena mempunyai hubungan yang panas dengan suporter Rusia. Kedua suporter pernah terlibat kerusuhan berdarah dalam laga Euro 2016 di Marseille, Prancis.
Gubernur Kaliningrad Anton Alikhanov, seperti ditulis kantor berita Rusia, TASS, mengatakan kotanya siap menyambut kedatangan para suporter Inggris. Kaliningrad akan menjadi tuan rumah pertandingan tim Inggris yang menghadapi kesebelasan Belgia pada 28 Juni. Polisi, kata Alikhanov, telah membuat persiapan khusus untuk menjaga situasi.
Petugas keamanan, kata Alikhanov, bertanggung jawab menjaga keselamatan para suporter termasuk hooligan Inggris, meski mereka memiliki reputasi negatif. Apalagi ada kemungkinan provokasi dari kelompok lain yang bisa berakhir dengan kericuhan. “Petugas keamanan akan mengawal mereka sepanjang jalan, dari bandara sampai stadion,” kata Alikhanov.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (MOSKOW)