Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemain sepak bola yang menempati posisi sebagai bek tengah sering disebut sebagai jenderal pertahanan. Tapi, untuk Franz Beckenbauer yang bermain di posisi itu pada periode 1970-an sebutannya lebih tinggi lagi, yaitu raja atau kaisar. Ia salah satu ikon Piala Dunia dari Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Julukan Der Kaiser Timnas Jerman ini kepada Beckenbauer menemukan saat yang terbaik pada Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974 di Jerman Barat.
Beckenbauer tak cuma andal menjadi jenderal lini belakang tim tuan rumah Piala Dunia 1974. Lebih dari itu, ia juga gelandang yang bisa menentukan irama permainan tim dan mengubah jalannya pertandingan.
Kemampuan dan karismanya sebagai raja Timnas Jerman membawanya menaklukkan tim favorit juara Piala Dunia 1974, Johan Cruyff dan kawan-kawan dari Timnas Belanda, pada pertandingan final dengan skor 2-1.
Karier Beckenbauer di sepak bola kian sempurna ketika menjadi manajer Timnas Jerman yang menjuarai Piala Dunia 1990 di Italia.
Tapi, seperti kiasan tak ada gading yang tak retak, pada usia sepuh sekarang, 72 tahun, Beckenbauer harus bernasib malang. Ia diskorsing dari segala kegiatan sepak bola dan masih menjadi target penyeledikan badan sepak bola dunia, FIFA.
Hal itu terjadi karena Beckenbauer dinyatakan terlibat dalam skandal korupsi ketika memimpin panitia di Jerman menggelar Piala Dunia 2006 di negara mereka.
Tapi, lepas dari keterlibatannya dalam skandal korupsi tersebut, Beckenbauer meninggalkan sejarah kehebatan seorang pemain bek tengah yang masih sulit ditandingi para poros halang atau libero tim sampai saat ini, termasuk Timnas Jerman sendiri yang akan mempertahankan gelarnya di Piala Dunia 2018, 14 Juni-15 Juli mendatang.
SPORTS ILLUSTRATED | WORLD SOCCER