Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang timnas Irak, Aymen Hussein menjadi sorotan di Piala Asia 2023. Penampilan gemilang dalam dua pertandingan fase grup membuat namanya melambung hingga dibicarakan sejumlah kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hussein berperan penting dalam keberhasilan Irak lolos ke babak 16 besar. Ia mencetak dua gol saat Singa Mesopotamia mengalahkan Jepang 2-1. Kemenangan ini sekaligus mengamankan tiket mereka ke fase gugur. Sebelumnya, dia juga membuat gol mengesankan saat melawan Indonesia. Hussein menang duel adu fisik di udara dengan Rizky Ridho, lalu melepaskan tendangan kencang yang tak bisa dibendung Ernando Ari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Koleksi tiga golnya sejauh ini menjadikan pemain berusia 27 tahun itu sebagai top skor Piala Asia 2023 bersama dengan pemain sayap Qatar, Akram Afif.
Profil Aymen Hussein
Aymen Hussein lahir di desa Al-Safra di sub-distrik Al-Riyadh di bagian barat daya Kirkuk pada 21 Januari 1996. Ia tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang penuh dengan kekerasan. Tempat di mana dia dilahirkan pernah dikuasai oleh ISIS.
Desa Al Safra terletak di distrik Hawija sempat berada di bawah kendali ISIS dan menjadi lokasi serangan udara mulai 2014 hingga 2017. Suara dentuman bom, bukan lagi hal yang asing bagi Hussein. Sejak kejatuhan Saddam Hussein pada 2003, pemberontak kerap menargetkan pipa minyak di desa tersebut dengan menggunakan bom mobil. Hal itu menjadi bagian dari kehidupan sang pemain.
Tak berhenti sampai di situ, keluarga Hussein merupakan korban dari kekejaman ISIS dan Al Qaeda. Ayahnya yang seorang perwira Angkatan Darat Irak dibunuh oleh Al Qaeda saat bertugas pada 2008. Saudaranya diculik ISIS dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Kendati demikian, situasi tersebut tak mengurungkan niatnya untuk berkarier sebagai pesepak bola. Pada 2009 bakatnya ditemukan oleh salah seorang warga di tempat tinggalnya yang juga merupakan anggota dewan klub lokal Al-Alam SC. Hussein kemudian direkomendasikan untuk memperkuat tim muda klub tersebut.
Dari situ, karier Hussein melesat. Ia kemudian hijrah ke Tuz FC dan Gas Al-Shammal untuk menimba ilmu lebih lanjut sebelum memulai karier profesionalnya dengan memperkuat Duhok pada 2013. Namun dia tak banyak mendapat kesempatan bermain hingga akhirnya hijrah ke Al-Naft pada 2015. Bersama klub tersebut Hussein mencetak 21 gol dari 37 penampilan.
Kegemilangan Hussein terus berlanjut. Ia juga banyak berpindah-pindah klub. Selain bermain di Irak, dia pernah membela tim asal Tunisia (CS Sfaxien), Qatar (Umm Salal SC dan Al-Markhiya SC), Maroko (Raja Casablanca), dan Palestina (Al-Jazira). Total ada 10 klub yang sempat diperkuat dengan kini sang pemain menjadi bagian dari tim Al-Quwa Al Jawiya.
Di level internasional, Hussein memulai kiprahnya dengan memperkuat Irak U-20 pada 2014, lalu masuk tim U-23 pada 2015, hingga akhirnya diberi kesempatan bermain di level senior sampai detik ini. Total 87 caps diciptakan di semua kelompok umur dengan torehan 32 gol. Koleksi golnya untuk Singa Mesopotamia pun bisa bertambah mengingat perjalanan Irak yang masih berlanjut di Piala Asia 2023.
Pilihan Editor: Piala Asia 2023: Bek Jepang Yukinari Sugawara Ingin Buat Timnas Indonesia Jadi Pelampiasan