atau cari berdasarkan hari
PT Hero Supermarket Tbk bakal menutup permanen gerai Giant yang berada di Margo City Mall, Depok, Jawa Barat pada bulan Maret 2021 mendatang.
Hero Supermarket Tbk. (HERO) siap menggelontorkan dana segar senilai lebih dari Rp500 miliar untuk pengembangan seluruh lini bisnisnya.
Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk. akhirnya angkat suara setelah penutupan enam gerai Giant secara serentak pada 28 Juli 2019.
Emiten dengan kode saham HERO ini memiliki waktu 3 hari untuk menyusun penjelasan kepada BEI terkait penutupan Giant.
Transformasi bisnis Giant ini diakui akan berdampak berdampak pada beberapa toko dan karyawannya.
Hero Supermarket Tbk (Hero Group) mengandalkan segmen bisnis non makanan (food)
PT Hero Supermarket Tbk atau HERO Group menerapkan proses efisiensi perusahaan.
Manajemen Hero Supermarket dinilai telah menyalahi perjanjian kerja bersama yang sudah disepakati sebelumnya.
PT Hero Supermarket Tbk telah menutup 26 toko yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dan memberhentikan 532 karyawan.
Hero Supermarket saat ini sedang menghadapi masalah besar terkait bisnis sehingga perlu mengambil langkah efisiensi.
Mereka mengecam pemutusan hubungan kerja atau PHK sepihak yang disebut dialami 75 karyawan supermarket Hero.
Tekanan di bisnis makanan sedikit menurunkan kinerja PT Hero Supermarket Tbk, namun berkat IKEA dan Guardian kinerja mereka tetap positif.
Pengusaha retail mulai menjajaki sistem penjualan online untuk mendorong kinerja dan performa perusahaan. Tak terkecuali PT Hero Supermarket Tbk.
Hero akan mendirikan toko baru di sejumlah daerah.
Penjualan IKEA melampaui ekspektasi.
Pendapatan bersih Hero pada semester I 2013 ini meningkat sebesar 14,8 persen dengan perolehan Rp 5,54 triliun.
Omzet naik terutama karena pembukaan toko baru. Laba bersih naik 36,9 persen.
Perusahaan terakhir kali membayarkan dividen pada 1997, yakni 33 persen dari laba bersihnya atau setara Rp 35 per saham. Padahal, kinerja keseluruhan Hero cenderung positif dari tahun ke tahun.
Jumlah aset perusahaan melonjak 29,1 persen ke Rp 2,26 triliun, sedangkan jumlah ekuitasnya naik hampir 15 persen menjadi Rp 786,94 miliar.
Total biaya untuk membeli saham itu sekitar US$ 21 juta.