Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Borobudur Writers&Cultural Festival 2017 Angkat tema Gandawyuha

Tahun ini panitia Borobudur Writers&Cultural Festival 2017 mengangkat tema Gandawyuha dan Pencarian Religiusitas Agama-agama Nusantara

15 November 2017 | 00.38 WIB

Penggagas dan beberapa pengisi acara Borobudur Writers & Cultural Festival 2017 di konferensi pers, Tjikini Lima, Jakarta. Selasa 14 November 2017/AISHA
Perbesar
Penggagas dan beberapa pengisi acara Borobudur Writers & Cultural Festival 2017 di konferensi pers, Tjikini Lima, Jakarta. Selasa 14 November 2017/AISHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Borobudur Writers&Cultural Festival (BWCF) ke-6 akan digelar pada 23-25 November 2017 mendatang. Tahun ini panitia mengangkat tema Gandawyuha dan Pencarian Religiusitas Agama-agama Nusantara. Sejak awal digagas, acara ini menjadi ajang bertukar pemikiran dan karya di bidang literatur dan kebudayaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gandawyuha, menurut kurator BWCF Seno Joko Suyono adalah salah satu inti yang perlu dipelajari bagi siapa saja yang ingin memahami Borobudur secara menyeluruh. “Gandayuwha muncul di relief yang terdapat di lorong 2, 3, dan 4 Candi Borobudur,” ungkap Seno saat menggelar konferensi pers di Tjikini Lima, jakarta Pusat, Selasa 14 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seno melanjutkan, dalam kisah Gandawyuha itu ada kisah Sudhana, perjalanan anak muda berkeliling India mencari guru-guru. Ia menemui 53 guru berbeda hingga menjumpai Bodhisatwa sebagai guru ke-54 dan mencapai pencerahan tertinggi dalam ilmu Budha. Menurutnya 53 guru yang ditemui Sudhana ini berasal dari banyak kalangan bhiksu maupun orang biasa, termasuk pelacur.

Keberagaman dalam berkeyakinan jadi tema utama dalam gelaran BWCF ke-6 ini. Itulah mengapa menurut Seno, di sesi pertama seminar yang akan diselenggarakan selama dua hari akan mengangkat bahasan soal Gandawyuha dan Esoterisme Borobudur.

“Pada sesi pertama nanti kami mengundang sejarawan, arkeolog, antropolog, filolog untuk membahas Gandawyuha,” ujar Seno. Sesi ini menurutnya encerminkan kajian multikulturalisme sehingga pembahasan mengerucut soal agama lokal nusantara atau pencarian spiritualitas agama lokal nusantara.

Selama ini menurut Seno, belum pernah ada pembahasan khusus dan mendalam soal Gandawyuha. Pun soal penafsiran relief-relief di Borobudur secara utuh.

Acara BWCF ini diisi dengan serangkaian acara yang berlangsung di Magelang dan Yogyakarta Acara pembukaan akan berlangsung diYogyakarta. Di sana akan digelar pameran buku, pameran lontar, dan naskah kuno, pidato pembukaan, peluncuran buku bersama penulis, pertunjukan musik, dan pidato kebudayaan. Acara ini akan dihadiri banyak pihak seperti budayawan, akademisi, jurnalis, penulis, novelis, penyair, seniman, musisi, mahasiswa, pelajar dan masyarakat.

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus