Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

"saya berkomplot dengan kebenaran"

Wawancara tempo dengan drs. sumadi, tentang pemecatan drs. sunaryo st, dir bina film & narto erawan, kasubdit bagian peredaran karena terlibat dalam manipulasi & pemalsuan surat rekomendasi impor film. (fl)

21 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEHABIS mengadakan rapat dengan pimpinan-pimpinan Departemen Penerangan (yang kemudian memutuskan untuk memberhentikan dua pejabat perfilman dari Dir Bin Film Deppen) drs Sumadi, Dirjen RTF sore harinya langsung meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Singapura nenghadiri pertemuan ASEAN mengenai media massa. Jum'at sore, dengan menggunakan pesawat Garuda, Sumadi kembali ke tanah air. Berikut ini adalah wawancara drs Sumadi dengan wartawan TEMPO : Penyelewengan apa yang telah dilakulan oleh Sunaryo dan Narto Erawan hingga mereka dipecat? Ada dua macam penyelewengan yang mereka lakukan. Pertama mengenali surat rekomendasi pemasukan film baru. Surat itu dalam bentuk daftar isian permohonan ijin pengeluaran film dari luar negeri. Nah. untuk mengeluarkan film baru ini mereka pergunakan surat rekomedasi lama. Caranya yaitu dengan menghapus judul panjang film serta nomor surat pengangkutan. Pencoretan dilakukan dengan tinta putih kemudian diketik kembali dengan judul yang baru, nomor baru dan panjang film baru. Bahkan cap perusahaan juga dihapus dengan tinta putih dan diganti dengan yang baru. Di atas rekomendasi lama yang telah jadi baru oleh Narto Erawan diparaf untuk seiuljutnya ditanda tangani oleh drs Sunaryo St. Manipulasi kedua terjadi pada pengurusan film replacement. Ada film yang ditolak pada masa Djohardin masih jadi Dirbin Film, film itu berjudul Magdalela Possessed by The Devil. Di tahun 1975 film itu telah diganti dengan film lain. Eh, tahu-tahu ada film, Sex Cat, dimasukkan sebagai pengganti dari film yang telah diganti itu. Ini terjadi pada tahun 1977. Ini jelas manipulasi. Dan penyelewengan setiap judul film menyangkut jumlah uang paling sedikit 40 juta rupiah. Apakah keputusan pemecatan ini tidah terlalu drastis? Tidak. Sebab permainan ini sudah lama kami ketahui, tapi waktu itu kami belum punya bukti. Pemecatan ini merupakan titik kulminasi dari berbagai penyelewengan yang ada di Direktorat Film. Banyak hal yang dilakukan di Direktorat Film tanpa sepengetahuan kami. Pembubaran Giprodfin, misalnya, itu dilakukan tanpa sepengetahuan kami. Ada yang menilai ahsi pembersihan ini sebagai usaha menyingkirkan orang-orang yang dulu diangkat oleh Menteri Mashuri. Saya tidak tahu apakah yang saya tindak itu orangnya Mashuri atau bukan. Saya menindak yang salah saja. Soal Konsorsium. Kenapa hanya dua Konsorsium saja yang diberi instruksi untuk melakukan penggantian pengurus? Karena yang ikut terlibat dalam permainan ini kebanyakan anggota dari KFI Eropa Amerika II dan KFI Asia non Mandarin, maka mereka lalu yang saya tindak. Kabarnya Herman Samadikun menolak keputusan anda? Saya baru saja mendengar kabar bahwa mereka tidak mau melaksanakan rapat anggota. Bahkan saya mendengar mereka sudah mengadakan tekanan-tekanan pada para anggota supaya mau memilih kembali pengurus lama yang diketuai oleh Herman, supaya bisa dibuktikan bahwa di KFI-nya tidak ada apa-apa. Apa saya dan Menteri Peneranan dianggap anak kecil sehingga bhia dibohongi begitu saja? Anda dituduh berkomplot dengan Widodo Sukarno Ketua KFI Eropa Amerika II dan RM Sutarto, bekas ketua BSF yang juga Ketua Team Pendamping, untuk menjatuhkan orang-oraug Mashuri, bagaimana ini? Saya memang berkomplot, tapi berkomplot dengan kebenaran untuk melawan kecurangan. Apa kira-kira tindakan anda selanjutnya? Saya akan meninjau kembali semua peraturan dan SK-SK yang telah ada. Dan saya akan berkonsultasi dengan semua pihak. Nantinya pola pembinaan Perfilman akan saya arahkan pada kepentingan produksi nasional. Pokoknya baik film import atau film Nasional akan saya tempatkan pada kedudukan yang wajar. Kabarnya orang-orang yang melakukan manipulasi menngunakan kode "Bagyo" untuk anda. Benar itu pak? Ya betul, karena katanya saya mirip dengan Bagyo yang pelawak itu. Mereka mengatakan bahwa "pak.Bagyo tidak akan mengeluarkan film import lagi. Pokoknya pakai saja ini dulu, nanti pak Bagyo juga akan kebagian." Eh, mereka fitnah saya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus