Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Baim Wong Debut Jadi Sutradara di Film Lembayung, Makin Semangat Usai Diremehkan

Baim Wong kini melangkah ke dunia penyutradaraan dengan debut film horor Lembayung. Meski menghadapi skeptisisme dan kritik, dia menganggap itu sebagai motivasi.

2 Agustus 2024 | 10.42 WIB

Baim Wong di Tiger Wong Entertainment, Bintaro pada Kamis, 1 Agustus 2024 dalam agenda content day untuk debutnya sebagai sutradara di film Lembayung. TEMPO/Adinda Jasmine
Perbesar
Baim Wong di Tiger Wong Entertainment, Bintaro pada Kamis, 1 Agustus 2024 dalam agenda content day untuk debutnya sebagai sutradara di film Lembayung. TEMPO/Adinda Jasmine

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dikenal sebagai aktor dan kreator konten, Baim Wong kini mencoba peruntungan baru sebagai sutradara dengan karya pertamanya, Lembayung. Di balik layar, perjalanan Baim tidaklah semulus yang dibayangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pria berdarah Sunda dan Tionghoa itu mengakui, debutnya sebagai sutradara ini direndahkan banyak orang. Dia tidak menampik adanya penilaian skeptis dari beberapa pihak saat ia memutuskan untuk merambah ke dunia penyutradaraan. 

Baim Wong Jadikan Kritik sebagai Motivasi 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menyadari bahwa menjadi sosok di belakang layar seringkali diremehkan dan dipandang sebelah mata, Baim Wong mengungkapkan bahwa ia lebih memilih untuk tidak merespons kritik tersebut. Suami dari Paula Verhoeven itu lebih memilih untuk membuktikan kemampuannya melalui hasil karya, ketimbang terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif.

“Karena saya lebih senang, ‘lihat aja nanti, gue akan melewatinya’,” kata Baim, saat ditemui di Tiger Wong Entertainment, Jakarta Selatan pada Kamis, 1 Agustus 2024. 

Ia melanjutkan, pandangan rendah orang lain terhadapnya justru menjadi sumber motivasi yang kuat untuk menunjukkan kemampuannya. Baim memanfaatkan kritik sebagai bahan bakar untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Ia mengakui, kritik dan pandangan negatif merupakan bagian penting dari perjalanan kariernya. “Yang bisa buat saya seperti ini sekarang ialah kata-kata miring orang,” tuturnya melanjutkan.

Alasan Baim Wong Pilih Film Horor

Dalam memilih genre film untuk debutnya sebagai sutradara, Baim tidak sembarangan. Dia punya alasan tersendiri untuk memilih genre horor. “Horor adalah salah satu genre yang paling diminati di Asia, termasuk Indonesia,” kata Baim.

Namun, dia menjanjikan sesuatu yang berbeda dalam filmnya, tidak hanya sekadar jumpscare dan wujud hantu atau setan yang menakutkan. Ia memastikan karyanya dapat menonjol di tengah banyaknya film horor yang ada. “Saya sudah menonton semua film horor Indonesia. Saya harus tahu apa yang membedakan horor saya dengan yang lain,” ujarnya.

Film Lembayung

Film Lembayung diangkat dari utas viral berjudul Diganggu Jin Poli Gigi di X (sebelumnya Twitter) pada tahun 2022. Cerita yang ditulis oleh Pica melalui akun @saturnrushx ini diangkat dari pengalaman nyata yang dialaminya bersama sahabatnya, Arum, ketika mereka menjalani praktek klinik di unit Poli Gigi sebuah rumah sakit di kota kecil di Jawa Tengah. Pengalaman tersebut ternyata menyimpan kisah menyeramkan yang akhirnya membuat Pica berhenti menulis karena trauma.

Skenario untuk Lembayung ditulis oleh Gemati Rahayu dan Baim Wong sendiri, serta dibintangi oleh sederet nama besar seperti Arya Saloka, Taskya Namya, Yasamin Jasem, Oka Antara, Wulan Guritno, Anna Jobling, Paula Verhoeven, Daffa Wardhana, Erick Estrada, Ence Bagus, Tio Pakusadewo, Dayu Wijayanti, dan Mario Maulana. Film ini merupakan produksi kedua dari Tiger Wong Entertainment, rumah produksi milik Baim Wong dan kerja sama dengan MNC Pictures. Lembayung dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada Kamis, 19 September 2024.

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus