Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Cara Lain Menyambut Alien

Kisah invasi alien yang tidak berisik, mengeksplorasi ilmu bahasa, dan penuh jiwa.

23 Januari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ARRIVAL

Sutradara: Denis Villeneuve
Skenario: Eric Heisserer (berdasarkan cerita pendek Story of Your Life oleh Ted Chiang)
Pemain: Amy Adams, Jeremy Renner, Forest Whitaker, Michael Stuhlbarg, Tzi Ma

KETIKA mendarat di pantai Australia, pelayar kulit putih melihat hewan berkantung melompat-lompat. Kepada suku Aborigin, para pendatang itu bertanya apa nama hewan tersebut. Terlontar kata "kanguru" dan hingga kini dikenallah hewan berkantung itu sebagai kanguru. Padahal arti kata "kanguru" sebenarnya adalah "aku tidak paham (apa yang kautanyakan)".

Begitu anekdot yang dilontarkan Dr Louis Banks (Amy Adams) untuk meyakinkan Kolonel Weber (Forest Whitaker) bahwa cara terbaik untuk mengungkap alasan kedatangan alien adalah dengan memahami bahasa mereka. Kebetulan, linguistik adalah bidang keilmuan Louis. Demikianlah, Louis akhirnya dipercaya sebagai bagian tim elite untuk mengawasi pesawat alien yang mendadak muncul di belahan dunia mana saja dan tak memberikan isyarat apa pun tentang maksud kedatangan mereka.

Dengan pendekatan linguistik tersebut, Arrival melenceng dari jalur film bertema invasi alien kebanyakan, seperti Independence Day dan War of the Worlds, yang yakin bahwa kedatangan alien pastilah menghancurkan bumi. Film-film tersebut umumnya menyajikan tokoh utama seorang petarung yang sanggup mematikan alien.

Dalam Arrival, nyaris tak ada adegan laga. Louis Banks hanyalah perempuan pendiam, tenggelam dalam kekayaan pengetahuan di dalam kepalanya, dan langsung mual saat bertemu muka dengan tamu dari "dimensi lain" itu. Namun ia punya intuisi dan kesabaran tak tergoyahkan untuk mengungkap bahasa "esoteris" itu. Amy Adams bermain sangat cemerlang. Dengan suara halus, gerak-gerik lembut, dan terkadang gemetar yang tak bisa ditutupi, ia justru bisa menjadi sosok pahlawan yang membius.

Sutradara Denis Villeneuve adalah seorang penggoda yang dengan sabar menyelipkan petunjuk demi petunjuk di tengah cerita untuk kemudian mengeksekusinya dengan twist yang terpikirkan pun tidak. Film dibuka dengan kilasan memori Louis bersama anak perempuannya. Kita melihat Louis pada momen melahirkan, membesarkan anaknya, hingga ia yang berdiri tersedu di lorong rumah sakit saat anaknya yang sudah remaja meninggal. Kembali ke masa kini, Louis adalah perempuan kesepian, tinggal sendirian di sebuah rumah di pinggir danau.

Dia sedang mengajar di sebuah kelas yang nyaris kosong saat rasa waswas muncul ke permukaan. Berikutnya, Louis didatangi Kolonel Weber, yang membutuhkan keahliannya mengungkap. Di dalam helikopter menuju lokasi pendaratan pesawat alien, Louis bertemu dengan anggota tim lain, ilmuwan Ian Donelly (Jeremy Renner). Ian yang humoris menjadi penyeimbang bagi Louis yang serius dengan kening selalu berkerut.

Di sinilah ketegangan demi ketegangan diumpankan tanpa perlu disertai suara ledakan bombastis. Kecemasan dibangun lewat penampakan tiba-tiba pesawat mirip biji semangka yang besarnya melebihi deretan gunung di Montana. Louis dengan ekspresi cemas yang nyata menjadi wakil penonton yang sama tak tahunya, juga sama penasarannya, tentang apa yang akan muncul selanjutnya.

Bagian paling mencekam adalah saat Louis dan Ian akhirnya dibawa langsung ke dalam perut pesawat asing itu. Pesawat alien itu menegasikan gravitasi dan bidang yang tadinya vertikal mendadak menjadi horizontal. Ditulis oleh Eric Heisserer, skenario Arrival diangkat dari cerita pendek karangan Ted Chiang berjudul Story of Your Life. Teknik pemecahan bahasa alien yang dilakukan Louis menjadi porsi utama cerpen Chiang.

Di film, kita melihat Louis menggunakan metode-metode unik berkomunikasi, seperti memulai dengan kata paling sederhana, lalu dengan tulisan dan gerakan. Boleh dibilang, tubuh besar cerita Arrival hampir persis dengan Contact (1997) arahan sutradara Robert Zemeckis, yang ditulis berdasarkan novel karya astronaut Carl Sagan. Tokoh utamanya sama-sama perempuan (Contact dibintangi Jodie Foster) yang menjadi ujung tombak penyelamat dunia, pendekatannya sama-sama ilmu komunikasi, dan kedua tokoh utama sama-sama melewati pengalaman yang tak bisa dijelaskan logika tapi mengubah hidup mereka selamanya. Hanya, Contact menitikberatkan pada metafor religius yang ujung-ujungnya menggugat konsep ilahiah.

Arrival menjadi penerus tren Hollywood yang minimal setahun sekali meluncurkan film tentang ruang angkasa yang diikat dengan sentuhan manusiawi. Alurnya mirip-mirip Interstellar (2014), tentang konsep waktu yang tidak linier. Tapi Arrival unggul karena kepiawaian Villeneuve menyajikan lapisan lain dalam cerita yang terus dijaganya hingga akhir.

Moyang Kasih Dewimerdeka

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus