Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
aku percaya, sayang,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
cintaku antara gereja dan surau tua,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
rasa cinta yang pahit sekaligus manis,
seperti cecap di lidah orang-orang suluk empat puluh hari
cintaku rasa yang terus lapar,
serupa korban banjir bandang di Siulangaling,
akan kupagut bibirmu, manisku,
biar teragakku dahaga anak kambing,
yang lama kehilangan induk.
Pekanbaru, 2018
Dari Jalan Jawa ke Gereja Parluasan
di Siantar, di Siantar
ketika hujan jatuh menindih kota,
pada sabtu yang basah,
gemetar suara bahang dari orang tua,
di jalan jawa, kami siap-siap ke masjid
kawanku, seorang jurnalis bermarga
siallagan tak kujumpai di gereja
aku melihat rumah-rumah yang diam di Parluasan,
pada hari minggu yang bergerimis,
anak-anak berbaris menuju gereja,
dan pedagang-pedagang menawarkan,
bermacam-macam kesedihan dan cinta
yang fana.
Pematangsiantar, 2017
Percakapan di Kampung Kolam
_bersama Syafrizal Sahrun
maukah kau kusirahkan potongan kisah kanak-kanak,
malam-merah atau bercak dari gecak air yang beriak,
di beberapa subuh, tepat di dalam kolam yang kau pijak,
Juga di muka gereja, surau tua dengan tabuh berkerak,
suara bahang tak jadi berkumandang, subuh seolah pekak,
dan seorang kakek, gadis remaja ketakutan sejak 1965,
hingga saat kaubaca puisi pendek yang mesti dipanjangkan ini.
Medan, 2015-2017
May Moon Nasution, Lahir 2 Maret 1988 di Singkuang, Mandailing Natal. Ia guru bahasa dan sastra Indonesia di SMAN Bernas Provinsi Riau.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo