Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Film Selesai karya Tompi Berkisah tentang perselingkuhan.
Cerita berlangsung pada masa pandemi Covid-19.
Perempuan digambarkan berada dalam situasi tak berdaya.
Celana dalam merah marun yang dilempar Ayu membuat Broto pusing. Perselingkuhannya dengan Anya yang sudah berlangsung dua tahun terbongkar. Ayu meledak, mengultimatum perceraian kepada suaminya dan hendak meninggalkan rumah. Namun niat Ayu tertunda ketika tiba-tiba sang mertua datang menginap selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasangan Broto (Gading Marten) dan Ayu (Ariel Tatum) harus bersandiwara menghadapi sang ibu (diperankan oleh Marini Soerjosoemarno) yang sangat sayang kepada Ayu. Ibu sempat menagih cucu kepada mereka. Bahkan ia mencoba mengintervensi keduanya, dari mencontohkan posisi berhubungan hingga memberikan ramuan untuk Broto dan masakan kecambah buat kesuburan Ayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik sandiwara itu, Broto pusing akan urusan "barang bukti" yang dilempar Ayu tersebut. Broto sampai meminta konfirmasi kepada Anya (Anya Geraldine). Perempuan berambut lurus ini dengan polos menampiknya. Justru ia dengan manja merajuk agar Broto segera ke apartemennya. "Aku takut. Nanti kalau semua orang di apartemen jadi zombi, bagaimana?"
Kisah cinta segitiga Broto-Ayu-Anya itu hadir dalam film berjudul Selesai besutan Tompi, yang selama ini dikenal sebagai penyanyi sekaligus dokter. Ia menyuguhkan kisah relasi toksik antara Broto dan Ayu.
Sosok Ayu berdaya secara finansial, tapi tak berdaya membebaskan diri dari situasi yang menyiksa mentalnya. Dia memilih bertahan meski disakiti hanya karena sayang kepada sang mertua. Sedangkan Broto, bukannya merasa bersalah atas perselingkuhan yang sudah terbuka lebar, malah makin menjadi-jadi dengan Anya. Bahkan Broto menyalahkan Ayu. Kepada Anya, Broto menyebut istrinya sebagai nenek sihir.
Gading Marten sebagai Broto dan Anya Geraldine sebagai Anya dalam film Selesai. Dok. Beyoutiful Pictures
Gading begitu baik memainkan sosok Broto sebagai laki-laki brengsek. Ia digambarkan sebagai anak gedongan dari keluarga ningrat yang tak terbiasa bertindak cepat. Ia lambat mengambil keputusan. Tak ada upaya evaluasi atas kelakuan buruk Broto dari keluarganya. Mereka cenderung permisif. Hanya sang ibu yang sangat marah atas kelakuan anaknya tersebut sehingga mendampratnya. "Ibu tahu semua perselingkuhan kamu, tapi ternyata kamu makin ngelunjak, ya."
Namun karakter brengsek dan tukang selingkuh tak hanya milik Broto. Ada pula Bambang (Imam Darto), seorang sopir dan pacar Mbak Yani (Tika Panggabean). Mbak Yani merupakan sosok pekerja keras, ceria, dan gemar menabung, sekaligus jeli melihat peluang. Sosok yang cukup kocak ini punya tato karena ikut-ikutan tren zaman. Tapi ia punya prinsip dan rencana masa depan. Polah tingkah tokoh ini begitu menyegarkan di tengah persoalan yang tak menawarkan sesuatu.
Film ini berlatar kondisi pandemi Covid-19. Penonton diajak mengeksplorasi cerita dari ruang demi ruang di sebuah rumah gedongan, dari ruang depan, kamar tidur, tempat ngopi di dapur. Broto dan Ayu terjebak dalam situasi karena pembatasan sosial akibat pandemi. Mereka tidak bisa ke mana-mana. Situasi suram itu dikontraskan dengan pencahayaan yang redup dan kelam di rumah yang banyak jendela ini.
Tengara situasi ditampilkan dengan berita sebuah stasiun televisi. Tapi anehnya, tak ada masker penutup mulut dan hidung mereka, padahal kondisi Covid-19 sedang genting sekalipun saat tokoh-tokoh itu ke luar rumah. Hanya satu orang tokoh yang terlihat memakai masker. Sementara itu, kekonyolan demi kekonyolan pun terus diproduksi. Mereka dilarang keluar oleh petugas kompleks karena sedang lockdown.
Lucunya, rumah gedongan tanpa satpam dan berkipas angin di plafon teras itu akhirnya di-lockdown dengan cara digantungi tulisan "disegel" pada pintu pagar oleh petugas kompleks. Mungkin film ini ingin menghadirkan situasi komedi, tapi meleset. Boleh jadi hal itu disebabkan oleh imaji penonton sudah tertancap bahwa yang lazim ditutup adalah jalan dan gang perumahan, sehingga penggambaran itu menjadi tidak tepat meski dimaksudkan sebagai lelucon.
Film ini juga memperlihatkan situasi perempuan yang tak berdaya. Tokoh-tokohnya menjadi obyek pemuas hasrat laki-laki. Tak hanya Ayu dan Anya, tapi juga Mbak Yani yang perkasa. Mereka seperti tunduk dalam hegemoni laki-laki.
Film "Selesai" karya Tompi. Dok. Beyoutiful Pictures
Selesai
Sutradara: Tompi
Penulis naskah: Imam Darto
Pemain: Gading Marten, Ariel Tatum, Anya Geraldine, Tika Panggabean, Marini Soerjosoemarno, Imam Darto, Farish Nahdi
Genre: drama
Produksi: Beyoutiful Pictures
Durasi: 83 menit
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo