Gandrung Sewu

Wangi dupa sesajen menyeruak. Sesepuh membawa sesajen itu, diikuti "sosok makhluk" putih bertanduk mewarnai sepanjang pantai. Suara kendang yang mengentak-entak, gong serta kenong yang bertalu-talu, dan dentingan kluncing yang tinggi begitu hidup, seakan-akan mengajak ribuan mata menyaksikan tarian gandrung yang begitu mempesona.

Acara bertema “Omprog, Seni Menuju Keagungan” itu makin meriah oleh busana warna-warni khas Banyuwangi yang memenuhi panggung beralaskan pasir. Sebanyak 1.200 penari dan 150 talenta pendukung memenuhi tempat pergelaran kolosal Festival Gandrung Sewu 2023 itu di Pantai Boom Marina Banyuwangi berlatar Selat Bali, Jawa Timur, Sabtu, 16 September lalu. 

Setiap tahun, sejak 2012, tarian ini digelar di tempat yang sama. Tari gandrung pun semakin dikenal masyarakat Indonesia, bahkan warga dunia. Festival Gandrung Sewu masuk daftar Karisma Event Nusantara 2023 dan menjadi agenda wajib setiap September. Ketua Paguyuban Pelatih Tari Gandrung, Suko Prayitno, mengatakan tari gandrung pada hakikatnya mirip tayub atau jaipongan, yakni tarian yang dipertontonkan untuk hiburan semata.

Selesai acara, ribuan orang tua dan kerabat masuk berhamburan ke arena pertunjukan untuk mencari anak ataupun kerabatnya. Mereka berpelukan, menangis, dan tersenyum bangga. Perjuangan untuk mengikuti Festival Gandrung Sewu telah selesai untuk tahun ini. Mereka akan kembali pada kegiatan sehari-hari. Namun cerita hari ini akan selalu dikenang sepanjang masa.

Sesepuh membawa sesajen dupa. TEMPO/Lourentius E.P.

Tarian pembuka dalam pergelaran kolosal Gandrung Sewu 2023. TEMPO/Lourentius E.P.

Sebanyak 1.200 penari memeriahkan pergelaran kolosal Gandrung Sewu 2023. TEMPO/Lourentius E.P.

Gejolak batin tokoh utama Gandrung sebelum diwisuda oleh Gandrung Sepuh. TEMPO/Lourentius E.P.

Tokoh utama gandrung saat diwisuda oleh Gandrung Sepuh. TEMPO/Lourentius E.P.

Orang tua menangis haru setelah menyaksikan anak atau saudaranya berpartisipasi dalam pertunjukan kolosal Gandrung Sewu 2023. TEMPO/Lourentius E.P.