Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SUATU saat, di sebuah pentas musik bertajuk Bunyi bagi Suara yang Kalah (1997), seorang komposer menampilkan seekor sapi di atas panggung. Sesosok lelaki renta menuntun binatang itu melenggang ke arena pentas. Dan pemusik menyambutnya dengan memainkan musik gamelan, gitar, bas, drum set, dan beberapa alat perkusi tradisional. Tak lama, maaf, sapi itu buang air, berceceran di lantai panggung. Meruapkan bau tak sedap.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo