Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Jika Asterix Menulis SMS

Film animasi dengan biaya terbesar dalam perfilman Eropa. Berkisah tentang raja penakut.

17 Juli 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asterix and the Vikings Sutradara: Stefan Fjeldmark, Jesper Moller Naskah: Jean-Luc Gossens Pengisi suara: Paul Giamatti, Brad Garret, Sean Astin, Greg Proops Produksi: A Film (Denmark) dan M6 (Prancis), 2006

Selamat datang di negeri do-ngeng. Di negeri ini, sebuah de-sa tak pernah bisa ditundukkan oleh siapa pun, bahkan oleh pa-su-kan Romawi. Di sinilah keberanian dan kekuatan lelaki begitu terma-syhur. Ke Desa Galia, seorang pemu-da ce-king dikirim ayahnya dari Parisi-um un-tuk dididik menjadi lelaki sejati.

Pemuda itu bernama Justforkix. Dia adalah keponakan Vitalstatistix, sang Kepala Desa Galia. Penampilannya dan-dy, berlagak sok pintar dan merasa da-tang dari kota besar. Di tangannya ber-tengger seekor burung yang menjadi simbol kemajuan negerinya. Burung yang bisa memberi kabar dengan ce-pat itu bernama SMS, Short Messa-ges Servicix. Yah, semacam ponsel di negeri nyata.

Tapi ia sungguh penakut. Ia selalu- mengaku cinta damai untuk menu-tu-pi rasa takutnya. Ia mengaku vegeta-rian saat diminta Obelix menangkap b-abi untuk disantap. Padahal ia takut babi. Pendeknya, Justforkix gambar-an pemuda cemen. Satu-satunya ke-le-bih-annya adalah pandai berdisko dan m-enari breakdance. Justru ka-rena Justforkix penakut itulah, Asterix dan Obelix diminta menjadikannya p-emuda berani dan mahir berkelahi. Pe-kerjaan berat dan hampir muskil.

Di lain negeri, jauh di utara, bangsa Viking yang dipimpin Timandahaf justru tengah mencari Juara Penakut. Dukun setempat, Cryptograf, ber-fat-wa bahwa rasa takut memberi kemam-puan manusia untuk terbang. Orang-orang Viking yang tak pernah takut ini pun berharap bisa terbang. Maka, mereka hendak belajar langsung dari Juara Penakut, yang diketahui berada di Galia. Mereka menculik Justforkix.

Asterix (suara diisi oleh aktor Paul Giamatti) dan Obelix (suara Brad Gerret) pun kelimpungan karena ayah Justforkix hendak menjemputnya satu bulan mendatang. Demi nama baik warga desa, mereka berdua menyebe-rangi samudra dan dinginnya salju untuk menjemput Justforkix (suara Sean Astin, pemeran Sam The Brave dalam The Lord of The Rings) dan bertempur melawan para kesatria Viking.

Berbeda dengan film sebelumnya, As-terix & Obelix: Mission Cleopatre (2002) karya Alain Chabat, film ini se-pe-nuhnya film animasi. Pada Mission Cleo-patre, Asterix dan Obelix dimainkan oleh aktor Gerard Depardieu dan Christian Clavier. Sebuah film yang di-bikin dengan susah payah (produser per-lu bertahun-tahun mencari aktor yang benar-benar punya tubuh yang sesuai dengan sosok seluruh penghuni Galia), tapi malah jeblok di pasar.

Sutradara Stefan Fjeldmark dan Jes-per Moller tak ingin mengulangi kegagalan film tersebut. Mereka juga tak ingin menjejaki kekecewaan sang pen-cipta komik Asterix, Albert Uderzo dan Rene Goscinny, terhadap film-film animasi sebelumnya. Kendati la-ris, film Asterix in Amerika (1994) kar-ya Gerhard Hahn dianggap gagal oleh Uderzo.

Uderzo pun amat berhati-hati memi-lih perusahaan film animasi ketika hendak mengangkat ke layar le-bar karya yang diadaptasi dari komik As-te-rix and the Normans (1967) ini. Ta-waran dari sebuah televisi Prancis dan sebuah perusahaan di Hollywood ia tolak. Baru setelah melihat film a-nimasi Help Help! I’m a Fish, Uder-zo ke-pincut pada perusahaan A Film dari Den-mark.

Jadilah A Film sebagai peng-garap film berdurasi 1 jam 18 menit itu. Taruh-annya, sebagaimana komiknya yang berkadar humor tinggi, film itu ha-rus bisa menggaet tawa penonton. Ciri-ciri karakter Asterix dan kawan-ka-wannya juga tak boleh hilang: Obelix dengan batu menhir dan selalu ra-kus makan babi panggang, Asterix yang rajin menenggak ramuan dukun Pa-noramix, hingga kebiasaan berke-lahi penduduk Galia yang bernama belakang “ix” itu demi memperebutkan ikan segar.

A Film menghabiskan biaya hingga US$ 27 juta demi kesempurnaan itu. Ini rekor pembuatan film animasi di Eropa. Hasilnya? Film ini menghibur. Dua sutradara itu juga berhasil me-niupkan hawa modern pada Asterix and the Vikings. Di komik asli yang bertarikh 1967, Justforkix digambarkan piawai menyanyi rock ’n’ roll. Di film ini, ia ditampilkan menyukai disko dan hip-hop.

Dan yang aktual, tentu saja si makhluk SMS itu. Justforkix memencet sa-yap sang burung beberapa kali untuk meminta pertolongan Asterix dan Obelix, seperti mengetik SMS di ponsel. Untung saja tanpa nada dering.

Yos Rizal Suriaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus