Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Karya Segar dari Rumah Lawas

Pameran perdana ROH di galeri baru yang memadukan suasana modern sekaligus klasik. Belasan perupa menyajikan karya di sana.

 

1 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • ROH menyajikan karya-karya baru belasan perupa di galeri barunya.

  • Galeri itu merombak bangunan tua menjadi berkesan modern sekaligus klasik.

  • Ada lukisan, instalasi, hingga multimedia.

Sebuah lubang besar menganga di tembok putih yang tinggi menjulang. Lubang itu dibuat dengan membongkar tembok yang tampak kokoh dan batanya tebal. Di seberang lubang itu, dari jauh, tampak tiga lukisan berbentuk bunga didominasi warna biru karya Nadira Julia. Pengunjung hanya bisa melihatnya dari bawah di kejauhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di bawah tembok itu terpasang instalasi dari seonggok pasir, material pagar yang saling terhubung membentuk frame dan sebuah arah panah di bagian atas. Mengisi bidang di pojok ruangan, dipasang karya Faisal Habibi. Di bidang dinding lain, ada karya abstrak dengan warna cerah dari pasangan Arin Dwihartanto Sunaryo dan Syagini Ratna Wulan. Karya itu mengisi tembok di antara kolom-kolom atau menutup sebagian kolom dinding tak bercat. Kesan industrial sangat kuat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya Arin Dwihartanto dan Syagini Ratna. TEMPO/Febri Angga Palguna

Di ruang itu pula, beberapa lukisan bertema kehidupan dalam frame besi serta instalasi sebuah tengkorak mini dan tulang mengisi di bagian agak menyudut karya Kei Imazu. Di bagian sebuah ruang di sebelah tangga, ada instalasi yang terinspirasi pandemi Covid-19, ketika tabung oksigen menjadi barang langka untuk memperpanjang hidup seseorang.

Instalasi dengan rangkaian kabel elektronik rumit tersambung pada tanaman, lampu-lampu, dinamo, kotak LED yang bergerak naik-turun, dan foto rontgen. Sang perupa, Bagus Pandega, merangkai material itu menjadi karya yang hidup, seperti bernapas naik-turun serupa dengan embusan napas manusia. Ia memberi judul karya itu Breathe.

Karya Bagus Pandega. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Karya-karya mereka mengisi ruang pamer baru ROH di Jalan Surabaya 66, Menteng, Jakarta Pusat. Galeri itu menempati sebuah gedung lawas yang didirikan pada 1950-an dan dipugar bekerja sama dengan prinsipal arsitek Barry Beagen. Pameran berlangsung pada 5 April hingga 21 Mei 2022 dan tutup sementara pada 1-9 Mei 2022.

Ada belasan perupa yang menghadirkan karya-karya baru dalam pameran itu. Ada Aditya Novali, Arin Dwihartanto Sunaryo, Bagus Pandega, Davy Linggar, Faisal Habibi, Kei Imazu, Luqi Lukman, Maruto, Mei Homma, Mella Jaarsma, Nadira Julia, Nadya Jiwa, Syagini Ratna Wulan, Syaiful Aulia Garibaldi, Tromarama, and Uji "Hahan" Handoko.

Aditya Novali menampilkan karya-karya yang memenuhi bidang dinding ruang yang berwarna hijau. Warna ini sering dipakai sebagai layar di dunia media digital. Ia menghadirkan karya-karya dari keramik berbagai ukuran, seperti penanda riwayat perjalanan seniman asal Solo ini. Di depan karya-karya Aditya, ada lukisan seniman senior Mella Jaarsma yang memperlihatkan sosok buaya dalam seragam militer. Karya Aditya dan Mella bersanding dengan lukisan Syaiful Aulia Garibaldi yang biasa mengeksplorasi dunia mikroorganisme dalam karyanya.

Hal yang cukup unik di ruang itu adalah instalasi suling, seolah-olah sedang ada konser suling dengan banyak mikrofon memperdengarkan embusan angin lewat lubang-lubang bilah suling itu. Suara-suara yang keluar dari suling nyatanya bukanlah rekaman biasa. Tapi terhubung secara nirkabel dan teknologi digital langsung dari Kapallorek Art Space, Perak, Malaysia. Karya instalasi unik dari Tromarama itu berjudul La Rendition 2022.

Karya Tromarama. TEMPO/Febri Angga Palguna

Pameran itu dikurasi menyesuaikan dengan bangunan lawas yang dirombak menjadi tiga ruang galeri pamer. Ada Gallery Apple, yang merupakan ruang netral kubus putih (white cube). Gallery Orange yang bersifat lebih ekspansif dengan langit-langit tinggi yang memiliki skylight dan tembok sekeliling yang sengaja menyisakan konstruksi awal.

Di antara kedua ruang galeri yang unik terdapat bagian-bagian rumah lama yang asli yang dipertahankan, seperti tangga putar serta lantai dengan ubin gaya jengki. Pengunjung bisa melihat galeri dengan desain yang memadukan bangunan lama dan baru, mendapatkan kesan modern dan klasik sekaligus. Suasana segar semakin lengkap dengan karya-karya anyar dalam pameran ini.

Jun Tirtadji, pendiri ROH, menjelaskan bahwa ruang pamer baru ini disiapkan selama tiga tahun. Pameran kali ini seperti terhubung dengan pameran sebelumnya di ruang berbeda, melengkapi, dan menjadi sebuah kesatuan. "Seolah-olah dengan tercapainya pameran pertama ini, ROH juga menutup suatu babak sekaligus meletakkan fondasi baru untuk kemungkinan-kemungkinan tak terduga di masa depan."

DIAN YULIASTUTI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus