Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO - dr. Rifan Eka Putra Nasution penerima beasiswa Kelas Online Tempo Institute melawan hoaks soal kesehatan lewat tulisan. Rifan adalah dokter yang bekerja di sebuah Puskesmas di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. "Banyak sekali informasi hoaks virus corona yang membuat saya resah," ujar Rifan. Sebagai tenaga kesehatan Rifan merasa harus menyampaikan informasi kedokteran dan kesehatan yang benar kepada masyarakat. Ia terus berupaya melawan hoaks, salah satunya dengan menulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rifan adalah satu dari 150 orang yang mendapatkan beasiswa kelas online Tempo Institute #TerhubungOlehHarapan dari Telkom dan BCA. Ia mendapat kesempatan belajar di kelas online Menulis Opini: Menembus Meja Redaksi bersama Tempo Institute. "Kelas online ini memudahkan saya menjadikan hasil penelitian kedokteran yang sulit dipahami menjadi informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam," menurut Rifan saat dihubungi lewat email.
"Kabar bohong pernah membuat kepanikan di wilayah kerja saya," ungkapnya. Ketika itu warga masyarakat takut pada seorang yang baru pulang dari Malaysia ke desa mereka. Ada kabar burung di media sosial bahwa orang yang baru pulang dari Malaysia itu membawa virus corona. Masyarakat sampai mengucilkannya. Rifan dan tim dari puskesmas harus menyampaikan bahwa kabar yang beredar tidak benar.
Selama pandemi, Rifan membantu petugas melakukan pendataan orang-orang yang baru pulang dari luar kota dan kembali ke wilayah kerja. Di samping itu, ia bersama tim COVID-19 puskesmas juga melakukan penyuluhan, edukasi, dan penyampaian informasi yang benar kepada warga, aparat desa, hingga tokoh masyarakat.
"Selain bersama Puskesmas, salah satu upaya yang saya lakukan adalah menulis artikel atau postingan media sosial," lanjutnya. Ia bercerita kerap meluruskan jika ada informasi yang disampaikan berupa hoaks. "Tentunya saya punya bukti-bukti pendukung yang menunjukkan bahwa informasi atau berita tersebut merupakan hoaks."
Kini tulisan Rifan dapat terbit di media online lokal dan media online nasional. "Semoga saya juga bisa menerbitkan buku untuk melawan hoaks, terutama hoaks soal kesehatan," tutup Rifan.