Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bermula dari ide liar yang tumbuh nun di Desa Nitiprayan, Bantul, Yogyakarta. Beberapa mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ingin melukis komik. Tapi media kertas tampaknya tak cukup. Maka di pagar tembok rumah kos-kosan yang memagari tanah 700 meter persegi itu, nafsu itu pun dilampiaskan. Tiga belas perupa muda, mahasiswa, berambut gondrong-gondrong itu melemparkan cat ke dinding batako di sebuah rumah di Yogyakarta. Sebagian dengan cat tembok yang disemprot dengan teknik airbrush, sebagian lainnya menggunakan cat genting agar lebih awet. Tiap perupa mendapat jatah bidang 18 meter persegi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo