Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Mengawinkan Fashion dengan Animasi

Animakini dan CiFFest berkolaborasi di ruang bersama. Mengukur kualitas dan kuantitas produksi animasi kini.

28 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serombongan model dengan kostum berwarna hitam menempatkan diri di panggung secara berkelompok kecil-dua atau tiga orang, berdiri saling berhadapan, membungkuk, berdiri berhadapan dengan leher menoleh ke kiri atau ke kanan atau mendongak. Ada kaki yang terikat, wajah yang bertopeng, atau kepala berselubung seperti plastik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, beberapa model dengan busana model coat yang kaku, tebal, atau lengan yang menggantung berjalan pelan di sela-sela kelompok-kelompok ini. Mereka menyuguhkan rancangan busana yang terinspirasi oleh pakaian abad pertengahan yang dipadukan dengan gaya futuristis, seperti para pejuang dalam film Game of Thrones.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya para mahasiswa Esmod bertajuk Neo Medieval itu mendapat sambutan meriah dari penonton di Teater Besar, Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Sabtu pekan lalu. Penampilan mereka seperti sebuah pertunjukan teatrikal yang menghadirkan inspirasi dari pandangan benteng pertahanan dan perkembangan kecerdasan buatan.

Tak hanya karya Esmod, para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta dengan tajuk Exuberant pun unjuk karya dengan desain optimistis serta antusias dan ceria dengan gaya, warna, dan penerapan motif garis. Mereka terinspirasi dari unsur Asia, memperlihatkan pengaruh Korea dengan bentuk yang anti-mainstream. Busana itu berkantong-kantong dengan warna ceria. Penampilan mereka diiringi oleh kelompok hip hop.

Adapun para mahasiswa Binus Northumbria School of Design menampilkan karya dengan desain tabrak corak, etnik, dan seni kriya untuk merayakan keberagaman. Diberi tajuk Svarga, penampilan mereka diiringi oleh sebuah koreografi yang menonjolkan gerakan kain selendang. Selain itu, ada pula Cortex dari LPTB Susan Budiharjo yang hadir dengan busana yang terinspirasi dari bentuk dinamis organisme hidup yang mempunyai peran besar dalam aksen dan detail desain.

Empat tema ini menjadi Trend Forecasting 2019/2020 dengan tema besar "Singularity". Tapi penampilan para model yang membawakan karya para desainer di beberapa sekolah mode ini bukan hanya fashion show yang dipanggungkan. Ada upaya mengawinkan karya-karya tersebut dengan kreasi para animator yang diwujudkan dalam latar di panggung saat desain diperagakan.

Itu bagian dari acara Cikini Fashion Festival (Ciffest) 2018 dan Animasi Cikini (Animakini) 2018 yang digelar Fakultas Seni Rupa IKJ, Badan Ekonomi Kreatif, dan Creative Labs di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 20-22 September lalu. "Saling melengkapi. Latar berkaitan erat dengan karakter animasi dengan empat tema fashion show," ujar Ehwan Kurniawan, Koordinator Pelaksana Animakini, kepada Tempo.

Dia menjelaskan, latar panggung saat desain New Medieval menampilkan karakter Ajisaka dari Studio MSV Yogyakarta. Sedangkan latar pada Exuberant menonjolkan karakter urban dengan bentuk animasi kartun dari karakter Binekon dan karakter komik. Pada karya bertajuk Svarga, latar panggung banyak menampilkan elemen dekoratif dari motion graphic. Adapun latar panggung untuk desain Cortex banyak bermain dengan elemen garis, geometris, dan perspektif ruang.

Penampilan mereka merupakan puncak acara Ciffest dan Animakini 2018. Selain itu, ada workshop, masterclass, seminar, pemutaran film animasi, serta lomba animasi untuk siswa SMK dan Kampus Animasi. Workshop dilaksanakan untuk usia sekolah dasar dan tingkat mahasiswa. "Workshop bagi anak SD bertujuan mengenalkan animasi sejak dini agar mengenal dan semakin mencintai karakter animasi Indonesia," ujar Ehwan.

Adapun workshop bagi mahasiswa lebih diarahkan untuk membantu manajemen produksi animasi dan memperbanyak karya animasi. Sebab, kini semakin banyak kebutuhan sumber daya manusia bidang animasi. Ada kebutuhan untuk mengisi studio produksi animasi, baik untuk serial animasi, film, maupun memenuhi permintaan produksi animasi dari luar negeri. "Untuk kebutuhan modeling game, mereka juga butuh animasi. Begitu pula layar lebar dan televisi-televisi berita," katanya.

Sementara itu, lomba animasi bertujuan untuk mendata berapa banyak produksi dari SMK dan kampus animasi. Kegiatan yang tak kalah menarik adalah pemutaran film Ajisaka dan Jagat. Karya dari Studio MPIC ini akan diputar di layar lebar pada Desember mendatang. Ada pula animasi Riska dan Si Gembul yang tayang di MNC TV, Abi dan Caca yang tayang di Trans TV, serta Doyok Otoy Ali Oncom (DOA-serial animasi yang rating-nya tertinggi di MNC TV).

Selain itu, diputar pula 10 film karya akademis pilihan dan tiga karya pemenang Road to Asiagraph. Sebagai penutup, ditayangkan film animasi Battle of Surabaya. Pemutaran film ini bertujuan melihat kemampuan dan tolok ukur kualitas serta kuantitas animasi yang sedang berkembang di Indonesia. DIAN YULIASTUTI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus