Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Arca asal Candi Singosari hasil repatriasi dari Belanda dipamerkan di Galeri Nasional, di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat hingga 10 Desember 2023.
Ada patung Durga Mahisasuramardini, Mahakala, Nandiswara, dan Ganesha yang selama hampir 200 tahun disimpan di Belanda.
Upaya pemulangan mereka dimulai sejak Konferensi Meja Bundar pada 1949.
JAKARTA — Pengunjung tampak antusias menyaksikan pameran repatriasi di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. “Saya sampai ingin menangis melihatnya. Ini kan peninggalan kita dan kini bisa kembali ke rumahnya,” ujar Satok Yusuf, 25 tahun, mahasiswa magister Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia di lokasi, Selasa, 28 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemarin merupakan hari pembukaan ekshibisi bertajuk "Pameran Repatriasi, Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nasional" tersebut. Repatriasi adalah pengembalian benda cagar budaya yang ada di luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada lima arca asal Candi Singosari yang dipajang di Galeri Nasional hingga 10 Desember mendatang tersebut. Empat di antaranya baru pulang pada Agustus lalu, setelah dua abad bermukim di Belanda, yaitu Durga Mahisasuramardini, Mahakala, Nandiswara, dan Ganesha. Sementara itu, Prajnaparamita lebih dulu dipulangkan Belanda, yakni pada 1987. Berat masing-masing patung itu bisa mencapai 3 ton.
Arca Ganesha asal Candi Singosari yang dipulangkan dari Museum Volkenkunde, Leiden, pada Agustus lalu di Museum Nasional, Jakarta, 28 November 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti
“Tangan kanan Ganesha memegang mangkuk kebijaksanaan. Ada sinar di bagian belakang. Itu wujud sifat kedewaan. Sementara itu, tengkorak merupakan bagian budaya Hindu yang dianut pada abad ke-13,” ujar Gilang Ramadhan, pemandu pameran, menjelaskan makna berbagai obyek di sekitar Ganesha.
Ganesha dan kawan-kawan pada awalnya adalah penghuni Candi Singosari di Kabupaten Malang. Kitab Negarakertagama menyebutkan candi ini dibangun sekitar 1300 untuk menghormati Kertanegara, raja terakhir Singosari, yang wafat pada 1292.
Berakhirnya era kerajaan Hindu dan Buddha pada abad XVI membuat candi itu terlupakan serta terkubur secara alami. Reruntuhan Candi Singosari baru ditemukan kembali pada 1803 oleh Nicolaus Engelhard, Gubernur Pantai Timur Laut Jawa. Dia mengangkut arca-arca dari candi di tengah hutan jati itu ke kediamannya di Semarang pada 1804.
Beberapa tahun kemudian, Direktur Urusan Pertanian, Seni, dan Sains Hindia-Belanda Caspar Georg Carl memerintahkan arca-arca di rumah Engelhard dipindahkan. "Sebagian ditempatkan di Buitenzorg atau Bogor, sebagian diangkut ke Belanda," kata Gilang.
Arca Durga Mahisasuramardini asal Candi Singosari yang dipulangkan dari Museum Volkenkunde, Leiden, pada Agustus lalu di Museum Nasional, Jakarta, 28 November 2023. TEMPO/Jihan Ristiyanti
Sejak itulah para penghuni Candi Singosari itu tercerai-berai dan terus berpindah tempat. Ganesha dkk diangkut ke Batavia untuk kemudian diboyong ke Belanda pada 1827. Ganesha ditempatkan di Institut Kerajaan Belanda bersama Bhairawa. Sedangkan Nandiswara dan Mahakala disumbangkan ke Rijksmuseum van Oudheden di Leiden. Pada 1904, semua arca Singosari itu disatukan di Museum Volkenkunde di Leiden.
Pada 2005, Ganesha cs sempat pulang kampung. Saat itu Museum Nasional menggelar pameran warisan budaya di rumah asli mereka, Candi Singosari. Keempatnya turut menjadi bagian pameran dengan status pinjaman dari Leiden.
Sekretaris Tim Repatriasi, Bonnie Triyana, mengatakan upaya pemulangan keempat arca Singosari ini dimulai sejak akhir 2020. Namun sejatinya ikhtiarnya telah berlangsung sejak Konferensi Meja Bundar pada 1949 oleh Muhammad Yamin. Upaya panjang repatriasi baru membuahkan hasil pada 1970, jauh setelah Yamin wafat pada 1962, dengan kembalinya Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada abad XIV.
Pada 2015, Bonnie melanjutkan, juga ada pengembalian sejumlah benda bersejarah. Namun bukan dari pemerintah Belanda, melainkan perorangan. "Baru berlangsung secara masif pada 2017," kata pendiri majalah Historia tersebut. Saat itu Belanda memulangkan 1.500 artefak dari Museum Nusantara di Delft. Pemulangan itu tak lepas dari masalah keuangan yang membuat museum tersebut tutup.
Agar berjalan lebih sistematis, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membentuk tim repatriasi pada 2021 dengan masa tugas hingga Februari 2024. “Tim ini bertugas menegosiasi dan mengurus kepulangan koleksi penting kita,” ujar Bonnie.
Mereka juga berkoordinasi dengan akademikus dan perwakilan pemerintah Belanda. Sepanjang tahun ini, secara bertahap, telah tiba di Indonesia empat arca Singosari, satu keris klungkung, dan 312 koleksi dari Lombok. Sejumlah artefak lain akan menyusul pada akhir tahun. “Semuanya nanti disimpan di Museum Nasional karena museum ini yang paling memenuhi standar,” kata Bonnie.
Daftar Pemulangan Benda Bersejarah Repatriasi
JIHAN RISTIYANTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo