Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Panggung itu pekat, senyap. Tak ada pelita kecuali tiga titik sinar merah temaram, berkejaran. Kadang menyatu, kadang bertebaran ke sudut-sudut ruang. Setelah sepuluh menit bersilangan kian kemari, tiga titik sinar itu berubah wujud menjadi satu cahaya. Kini, segala yang di panggung menjadi lebih transparan: dua lelaki bercawat, bertelanjang dada, dan seorang perempuan dalam busana ketat warna hitam. Mereka tak berkata-kata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo