Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEBENARNYA panggung, atau pentas, itu “tidak ada”. Juga para pemeran, properti, lampu, gambar-gambar yang disorotkan, bahkan musik. Yang kita tangkap adalah kata, kata, kata. Kata yang membentuk kalimat, kalimat yang menyampaikan sesuatu. “Aku Radha, tapi tak bisa membaca.” Atau, “Ia berdusta, dengan sangat pintar.” Kalimat yang lain, “Aku menang atau tewas, akan menjawab siapa diriku.” Atau yang agak panjang, “Aku terbunuh, atau Arjuna, putra Anda tetaplah lima. Tapi anak bukanlah angka-angka.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo