Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Peta persoalan indonesia

Pengarang: sumitro djojohadikusumo jakarta: lp3es, 1976 resensi oleh: goenawan mohamad. (bk)

15 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN DUNIA KINI DAN MASA DATANG, oleh Sumitro Djojohadikusumo, Penerbit: LP3ES, 229 halaman, Jakarta, 1976. INDONESIA adalah pelbagai problim. Problim itu tak jadi hilang dengan bertambahnya umur bahkan cenderung bertambah. Satu problim besar kita--penduduk yang kini 120 juta itu -- jelas makin memberat bersama proses waktu. Bersama itu masalah pemukiman pangan sandang dan lain-lain. Seakan-akan kita hidup menuju bukan suatu masa depan yang "adil dan makmur" seperti yang biasa kita impikan melainkan ke suatu kemelut yang melingkar-lingkar. Hampir semua gambaran cocok untuk selera seorang pesimis. Atau sebaliknya diperlukan pembawa kabar gembira yang betul-betul memikat. Prof. Sumitro Djojohadikusumo dengan buku yang sangat rapi dicetak ini tidak mungkin memenuhi selera sang pesimis secara memadai. Tapi ia juga bukan pembawa berita harapan yang memukau. Menteri Riset yang produktif dalam menulis ini mengikhtisarkan serangkaian persoalan yang kita hadapi kini, dan kemungkinan - tak lupa tentu saja keharusan - kita buat memecahkannya. Dengan bahasa Indonesia yang kadang agak kaku ("orang wanita" misalnya, hal. 31) kalimat-kalimatnya tidak dramatis. Meskipun misalnya ketika ia menyatakan bahwa pulau Jawa 25 tahun lagi (ketika banyak di antara kita masih hidup, dan anak-anak kita baru berumur 30-an) akan mirip "pulau kota". Gayanya juga tidak membujuk, ketika ia menyatakan bahwa diperlukan "kebijaksanaan yang tegas, untuk menuju ke arah pembagian yang lebih merata", guna mengatasi masalah pembagian pendapatan masyarakat di akhir abad ini. Sumitro. dengan ketenangan seorang profesor, hanya menunjuk apa problim yang kita hadapi kini begini, apa nanti dan kita harus melakukan apa pula guna mengatasi itu. Bagi yang sudah sering mengikuti pelbagai seminar beberapa tahun terakhir- ini, kerangka problim-problim yang ditampilkan Prof. Sumitro dengan segera bisa ditangkap . Meskipun, kaitan antara bab demi bab kurang jelas. Ia merangkaikan penyorotan masalah penduduk, pangan dan lapangan kerja. Juga kemungkinan-kemungkinan di bidang energi dan bahan dasar di dunia. Ia menyajikan satu demi satu hal-hal baru dalam kemungkin-kemungkinan di bidang ini. Ia membahas pengaruh timbal-balik antara pertimbangan ekonomi dan politik di satu pihak dan ekologi serta tata lingkungan di lain pihak. Ia membahas dan mengritik karya penelitian The Limits to Growth yang terkenal itu (yang rupanya memang dimaksudkan sebagai "pengejut" negara-negara industri dan belum bicara soal hubungannya dengan negeri-negeri miskin).Karena memang persoalannya banyak juga tergantung pada hubungan-hubungan ekonomi dan politik internasional, Prof. Sumitro dalam 4 bab menyoroti hampir segala hal yang menyangkut aspek Internasional dari masalah Indonesia kini dan kelak. Erudisi penulisnya memang meyakinkan: Sumitro menyoroti sampai-sampai pada masalah "perimbangan strategi militer dan 'perkembangan inflasi dunia". Agaknya tak mungkin seorang penulis resensi sanggup membahas setiap bab dari bukunya yang seakan-akan ingin menjawab "segala-hal-yang ingin anda ketahui tentang persoalan Indonesia kini dan kelak". Bagi saya yang menarik adalah: setelah kita memandang peta persoalan Indonesia yang lengah dan akan kita hadapi, maka apa yang harus dilakukan? Bab kedua buku ini setidaknya menggambarkan, bahwa Sumitro bukannya tak memikirkan itu. Dalam bab ini sebetulnya diikhtisarkan ' kepincangan dan keganjilan" yang terdapat di Indonesia sejak masa kolonial dulu, misalnya tak meratanya pembagian kekayaan di masyarakat, kepincangan dalam tingkat pertumbuhan antara berbagai sektor kegiatan ekonomi dan lain-lain. Semua itu memerlukan perombakan struktural Nah, bagaimana dan terutama dilakukan oleh siapa? Sumitro menjawab, "jelas diperlukan kesungguhan ikhtiar dan ketekunan terus menerus dalam pengarahan dan pelaksanaan kebijaksanaan negara". Seraya menekankan pentingnya "wewenang atas kekuasaan negara dan atas pengendalian kebijksanaan negara", Prof. Sumitro menyatakan pula bahwa banyak hal tergantung dari "tabiat dan sikap kelakuan golongan kepemimpinan masyarakat yang menguasai wewenang kebijaksanaan negara". 4-Harus Lalu ia pun menyebutkan empat persyaratan: Pertama, kepemimpinan politik itu harus punya rasa tanggungjawab yang mendalam atas kepentingan masyarakat. Kedua, harus punya persepsi politik yang luas dan mendalam. Ketiga, adanya keahlian profesional dan ketrampilan teknis di berbagai bidang. Keempat, adanya kerangka dasar untuk kekuasaan efektif. Keempat-empatnya harus ada secara seimbang dan berkombinasi. Sayangnya, 4-harus itu tak dijelaskan oleh Prof. Sumitro bagaimana mencapainya. Persisnya, bagaimana proses munculnya kwalitas kepemimpinan yang semacam itu bisa berlangsung secara reguler dan tanpa kekerasan--itulah persoalan besar yang tak termasuk dalam "peta" buku ini. Tapi siapa pun yang ingin mendapatkan wawasan yang paling mutakhir tentang tantangan-tantangan kita, dengan data yang meyakinkan, karya Prof. Sumitro perlu dimiliki sebagai referensi dan pengingat-ingat, bahwa ciri pembangunan memang bukan tumpengan dan menggunting pita. Ciri pembangunan adalah kesadaran akan problim, dan kesiapan, kesediaan serta kerja untukmemecahkannya - bukan buat satu kali, tapi buat seterusnya. Sebab problim, seperti halnya Indonesia, tak akan mati-mati. Goenawan Mohamad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus