Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adhimas Prasetyo
Perempuan yang Menunggu pada Kanvas Jeihan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ia cuma bersimpuh pada ngerinya subuh yang kebiruan,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
subuh yang padahal sudah menelan sebagian dirinya.
ia cuma bersandar pada sebidang dinding yang kabur,
sebab ia lebih percaya pada kesetiaan, kesetiaan
yang padahal sudah menelan bagian dirinya yang lain.
tak sekali pun ia mengerti, bahwa yang ia tunggu
hanyalah kekekalannya sendiri, hanya kelelahannya sendiri.
hingga apa yang tersisa dari dirinya tinggal merah gincu,
tinggal sepasang ceruk yang selalu menagih makna.
2023
Ilham Nuryadi Akbar
Buku Hantu
: Feuerbach, 1841.
Di buku itu, gagasan diubah seperti betis keong
sungguh mustahil
“Manusia adalah hantu pikiran
sedang Tuhan, adalah intisari anak manusia yang menjelma realitas asing.”
Beberapa lembar menuduh benda mati sebagai konsep perkara
terkecuali petani anggur yang muskil melahap upah
di tengah palagan
terbang terkena badai perekonomian.
Di sebuah surat kepada Arnold Ruge
benda dari langit jatuh di ladang metafora
tentang anak-anak Adam yang dosanya ingin diampuni
perlu menyesal, atas dosa-dosa yang ia semai
digarap dengan sadar
pada tanahnya sendiri.
Bekasi, 26 Agustus 2023.
Adhimas Prasetyo. Menulis dan membuat ilustrasi. Karya-karyanya telah dimuat di media cetak dan daring. Buku puisinya Sepersekian Jaz dan Kota yang Murung (2020).
Ilham Nuryadi Akbar lahir di Banda Aceh dan merantau di Kota Bekasi. Buku puisinya Kemarau di Matamu Hujan di Mataku (2020). Puisi dan cerpennya disiarkan di berbagai media.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo