Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alina Sukesi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Haru Kata
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
: Holocaust
Anjing menggonggong
Mengiringi jerit
Di kamp Auschwitz
Tidak ada Tuhan hari itu
Hidup menunggu menjadi abu
Seperti lalat-lalat yang dimusnahkan
Dalam toples tertutup yang besar
Lalu dibakar
Suatu hari
Dengan jus ubi merah
Atau bahkan darah
Untuk mewarnai pipi
Agar wajah tampak memerah
Hanya untuk mengulur
Waktu kematian sedikit mundur
Namun
Gas chambers terlanjur dibangun
Siapa lagi yang akan menghirup Zyklon B
Bila bukan kami
Itu ruang pelaminan
Ya
Sebentar lagi kami menjadi pengantin
Bukan, bukan sepasang kekasih
Ada ribuan kekasih
Tangan kami naikkan ke atas
Tidak untuk bersaksi kepada Abraham
Melainkan agar berhimpitan
Serupa belatung
Dalam sepotong mangga yang busuk
Tidak ada Tuhan hari itu
Saat mata kami berkunang-kunang
Napas tersengal-sengal
Tubuh kelojotan
Selepas itu
Diam
6 sampai 7 menit
Ritual pernikahan berakhir
Benar-benar berakhir
Tapi tidak di ranjang pengantin
Holocaust
Telah mengantar kami ke keabadian
Dari ilusi Hitler yang dangkal
Madiun, 2022
Bagus Likurnianto
Penglihatan Dunya
mata yang tajam
mengiris hari kelam
di panel ketujuh
yang ditulis di tubuh batu
semua terdiam bisu
dalam upacara alastu
Yogyakarta, Januari 2022
Alina Sukesi, lahir dan tinggal di Madiun, Jawa Timur. Menulis puisi, cerpen, dan geguritan. Puisi-puisinya disiarkan di berbagai media cetak, online, dan antologi.
Bagus Likurnianto, lahir di Banjarnegara, 9 Januari 1999. Bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) Purwokerto. Puisinya disiarkan di berbagai media.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo