Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagus Likurnianto
Iftitah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
seorang yang membakar aksara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
di hatinya sekian abad
menuliskan kembali pancar cahaya
ke dalam matanya
hutan yang amat menyayanginya
memberinya sepatah kayu tua
agar ia tetap bisa berkirim puja
kepada tuhannya
di baris alis, rumput begitu liris
rukuk menghadap matahari
menanggalkan bujukan gerimis
di jelang maghrib
iapun mengamini bahasa
yang tak lagi terbaca
pada unggun yang memberinya
cinta paling rahasia
gelap mulai mengecup keningnya
selagi ia menutup mata
tanpa sinar yang mengikat kata-kata
paling mempesona
iapun menjatuhkan hatinya
ke kolam terdalam
memasrahkan raganya
ke mahapurba
hingga sekujur jiwanya tenggelam
ke dalam dua salam
yang dilafalkan malam
saat ia benar-benar terbenam
Muhiba, 2024
Vito Prasetyo
Di Gerbang Praha
: Rainer Maria Rilke
ada lengkingan purnama
di balik heningnya cakrawala
semburkan cahaya kecil
jatuh tersungkur, di lentik bola matamu
merancap kisah di selembar ingatan
angin berlari semburat, seakan bercengkerama liar
melingkari waktu
lesapkan desah malam, mengiringi perjalanan
yang tak pernah usai
kita paku prasasti ingatan
di gerbang Praha: mataku sembab, ini bukan petilasan klasik
penggalan tradisi, kita murkai peradaban filsuf
biarkan riuh udara malam mendengus; mengoyak
segenggam mimpi dalam bait-baitmu
hinggap di tirakat kata
malam bagaikan sederet abjad merupa cermin
yang tanpa henti menohok tatapanku
di hari esok, ingin kukenang
menggelarnya di jendela rumah opera
Rainer Maria Rilke,
apakah kita harus bangun dari bau mesiu masa silam
mengukus petak-umpet tradisi ke dalam luka distopia
yang menekuri keperkasaan filsuf
menyimpan di selembar ingatan
tempayan waktu menyongsongnya
kata-kata pun mulai retak
di lengkung cahaya, purnama tak lagi menangisi kepergian kereta-kereta kematian
sebab
: peradaban telah menanti di gerbang Praha
Malang, 2023
Bagus Likurnianto, guru pendidikan agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Banjarnegara. Saban sore, ia bermain-main di Komunitas Taman Kecil. Sedikit karyanya sempat disiarkan Koran Tempo, Basabasi.co, dan Media Indonesia.
VIto Prasetyo dilahirkan di Makassar, Februari 1964, dan tinggal di Kabupaten Malang. Pernah berkuliah di IKIP Makassar dan bergiat di penulisan sastra sejak 1983. Menulis puisi, cerpen, esai, dan resensi di media lokal, nasional, serta Malaysia.
Maklumat karya
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo