Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Puisi Budi Hatees dan Adhimas Prasetyo

Budi Hatees adalah penyair kelahiran Sipirok, Tapanuli Selatan. Adhimas Prasetyo kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 13 November 1993.

19 September 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Di Gunung Sibualbuali karya Budi Hatees.

  • Membaca Puisi Ini karya Adhimas Prasetyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Hatees

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Gunung Sibualbuali

 

Di lereng Sibualbuali, aku adalah tenda

Sewarna rumput-rumput di tanah

Kusembunyikan laki-laki itu di tubuhku

Angin yang membawa lembing

Ketajaman mata lembing tak menembus

Kehangatan parasut dan mantel tebal

di tubuhnya. Hujan menurunkan jeruji

Mengurung laki-laki itu bersama keinginan

Menyusuri kanopi hutan hujan tropika sumatra

Hutan adalah tahta bagi flora dan fauna

Nyanyian katak dari sungai kecil di sampingku

Air jernih menampakkan lumut pada batu

Ritme tetes air jatuh dari daun-daun

Harmoni ansambel melodi dari konser alami

Laki-laki terkantuk-kantuk bersama buku puisi

Dan hujan tiba-tiba berhenti, langit

terbuka dan matahari menyala. Matahari

di mana-mana sebagai cahaya berpijar-pijar

dari butir-butir air di daun-daun,

di rumput-rumput, di permukaan sungai kecil

ketika laki-laki itu keluar dari tubuhku.

Berdiri di atas rumput, menyimak harmoni

melodi dan mulai berputar-putar

dalam tarian. Aku dengan seruling

selendang biru, seperti tangan yang lembut

menyentuh jiwaku.

 

*) Gunung Sibualbuali, nama gunung di Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang merupakan kawasan Cagar Alam Dolok Sibualbuali.

 

 

 

Adhimas Prasetyo

Membaca Puisi Ini

 

kau menemukan puisi ini

di tempat yang paling sewajarnya.

 

pada bait kedua, ketika kau membaca puisi ini,

kau terlanjur tahu, puisi cuma sangkar tanpa seekor burung.

 

bahasa berkejaran sambil tak menangkap apa-apa.

 

kau ingin bisa percaya lagi kepada puisi.

setidaknya untuk kali ini, meski kali terakhir.

 

terlalu jauh kau menjadi seseorang yang lain,

seseorang yang sama sekali tak kau kenal.

 

meski sebenarnya kau tak pernah benar-benar mengenal dirimu.

 

setiap kau membaca puisi, kau cuma membaca kesakitanmu,

kesakitan yang tidak pernah disentuh oleh bahasa.

 

kau membaca puisi ini, tapi kesakitan tidak berakhir,

hingga kesakitan benar berakhir.

 

2021

 

 

 

Budi Hatees lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 3 Juni 1972.

Menulis cerpen, puisi, esai, novel, dan artikel ilmiah. Ia bekerja sebagai peneliti.

 

Adhimas Prasetyo menulis dan membuat ilustrasi. Ia mahasiswa magister di Universitas Gajah Mada. Buku puisinya Sepersekian Jaz dan Kota yang Murung (2020).

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus