Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Puisi Ilham Rabbani

Ilham Rabbani lahir di Lombok Tengah dan bermukim di Yogyakarta. Ia telah melahirkan dua buku. 

9 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ilham Rabbani

Sejumlah Alasan Mengapa Orang-orang Sebaiknya Berkunjung ke Asgard dalam Rentang Waktu yang Cukup Panjang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1.     Bola Mata Odin

Pertama-tama,

kau harus singgah ke Nidavellir—

lalu mintalah mereka yang di sana

membuatkan bola mata

paling persis dengan aslinya.

 

Korbankan seluruh tubuh,

dan kedewasaan, dan ketangkasan,

dan seluruh serat pada otot

yang kau miliki.

 

Lantas naikilah

Bifrost dengan hati-hati, perlahan

merangkak bagai bayi

(yatim-piatu)

yang sebenarnya.

 

Pada perjumpaan dengan Odin

persembahkan bola mata

yang terselip di cawat,

di antara

hangat-kelembutan

kulit pantat.

 

2.     Menyusu pada Freya

Kau tahu kebijaksanaan

tertampung pada jiwa

dan raga dari ayah

para dewa-dewa:

Odin yang mulia.

 

Ia menjadikanmu

saudara terakhir bagi Bragi,

anak termuda dari Freya:

Ibu yang mendoakan

nihil kesakitan dalam tarik-

lepas napasmu—

bahkan nama mistletoe

yang pernah ia luputkan

sekalipun.

 

Kau menghitung

satu demi satu

sumpah yang mengiringi

sebutan nama

benda-benda paling berbahaya

dan tak berbahaya

di semesta. 

 

3.     Berguru pada Loki

Seluruhnya

tak berarti

tanpa Loki.

Tiada sangsi—

sebab siapa pun, menari

dan lesap

ke dalam

kemabukan.

 

Padanya

engkau dapat bertanya:

“Bagaimanakah meneguk air

di dingin Sumur Mimir?”

Bersamanya:

kau berpesta

memakan tiap kijang

dan paha domba-domba

yang lahir

di batang Yggdrasil.

 

Maka dewa-dewa mengecapmu

sebagai semi-

dewa durhaka.

 

4.     Mencuri Kuda Sleipnir

Kuda-kuda sebaiknya

berkaki delapan sebagaimana

Sleipnir milik ayahmu:

Odin yang mulia.

 

Dalam laju di punggungnya

bahkan lesat

tongkat Gungnir

takkan menggapaimu

dalam pelarian itu.

 

Pulanglah

setelahnya—

air Sumur Mimir

dalam tubuhmu

bakal mengalir

hingga

ke nasib ternadir.

 

Yogya, 2023

 

Ketika Kau Melempar Kerikil ke Pantai, dan Menyadari Tubuhmu Hanyalah Sepasang Kayu yang (Pernah) Terapung di Situ

 

: Ask

 

Kau memandang

pada lengkung tulang

tempat alis sepasang

dari kekasihmu

tumbuh—kau

menebak-nebak

sebanyak apakah

kesengsaraan manusia

(bakal)

bersarang

di sebaliknya?

 

Tetapi ciuman

sehangat pertemuan

ujung lidah pertama

Borr dan putri Ymir

telah menenggelamkan

sangsi dan pertanyaan

ke muara

kehampaan.

 

Kau menikmati

cinta seperti mandi

di sungai susu

yang dialirkan

payudara Audhumla—

sambil menyelam

di tepi laut

sulapan darah

nenek moyang

dari tiga dewa.

 

“Kekasihmu memanggil

engkau

untuk berenang

bersama seperti sepasang

kayu cemara tua

terapung

ke kejauhan.”

 

Buih-

buih letup

mengingatkanmu pada

udara tak bernama,

dasar dan kedalaman—

perantara semesta di selatan

dan utara yang bersalju.

 

Kau selalu menggigil

tiap teringat kata-

kata yang serumah

dengan “pergi”.

Dan kau lempari kerikil

pertama, kedua,

juga ketiga,

ke pantai yang direnangi

wanita

sejelita Embla.

 

Setelah

kerikil tenggelam,

kau mengingat:

penciptaan berakhir

di tepi

laut ini—

 

“Embla, Embla,

kita akan berenang

(kembali)

seperti kayu cemara

tua

ke kejauhan,

ke kehilangan.

 

Dan dewa-

dewa itu

takkan lagi mampir

ke lembar

dari mimpi terakhir—

persis sebelum kita

akhirnya jadi pendosa

yang celaka.”

 

Yogya, 2023

 

 

Ilham Rabbani, lahir di Lombok Tengah, 9 September 1996. Ia menulis puisi, cerpen, dan esai di berbagai media. Bukunya adalah kumpulan esai Perihal Sastra & Tangkapan Mata (2021) dan buku kajian Sastra, Kedaruratan, Pahlawan (2022). Mahasiswa Program Doktor (S-3) Ilmu-Ilmu Humaniora, Fakultas Ilmu Budaya, UGM, ini mengelola kelompok belajar sastra Jejak Imaji di Yogyakarta.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus