Puisi Khanafi

Khanafi menulis puisi, esai, dan prosa tersiar dan tersebar di media daring maupun cetak.

14 Juli 2024 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merah di Persimpangan Bahasa

warna merah, kau suka warna itu, bukan? ketika ia muncul dari sisi timur & sebelum ia tenggelam ke sisi barat, serupa kenangan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

warna kiri, tak disukai mereka ketika muncul di balik kata dari sela-sela kegundahan hati kita & sebelum ia tertutup, seperti mulut yang cemas bicara apa adanya

kau takut belok ke arah kiri ketika warna merah menyala seperti mata para raksasa, kau menunggu warna hijau menyala mirip pidato resmi mereka

di persimpangan bahasa, beloklah untuk tetap lurus di jalan-jalan yang menyesatkan langkahmu sampai kebenaran,

ada keadilan meringkuk menunggu berselimut kain warna merah jambu, bukalah sedikit kain dalam itu.

2024

Kepada Vasco Popa

suatu saat ada matahari lebih sempurna

terbit dari sudut mata yang menangis

kita menghitung angka untuk menghapus kata;

kesendirian

tapi kita benar-benar sendiri, Vasco Popa

nasib telah mengurangi bahagia

& menambahkan duka

sedang kita tetap bertahan sendiri

hati hanya menghitung butir tasbih airmata

sedang kita selalu mengunci diri dalam kamar bulat

yang menyerupai jam dinding mati itu

di luar tanda-tanda tanggal

menghitung kembali wajah-wajah yang hilang

& kita mengejar di dalam kegelapan

menjumlah kembali ketakutan

untuk melenyapkan kenangan

Khanafi tinggal di Yogyakarta. Ia bekerja sebagai editor lepas, penerjemah bebas, perancang sampul buku, dan penjual buku-buku lawas juga baru. Buku puisinya Akar Hening di Kota Kering (2021) dan Bunga Bengkok di Dadamu (2023).