Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Puisi Nafi Abdillah dan Moh. Rofqil Bazikh

Nafi Abdillah merupakan lelaki kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 2 Oktober 1993, dan Moh. Rofqil Bazikh lahir di Sumenep, Jawa Timur, 19 Mei 2002.

27 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Di Tepi Sungai Trebinje 1 karya Nafi Abdillah

  • Kuda Kurus, Rocinante karya Moh. Rofqil Bazikh

Nafi Abdillah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Tepi Sungai Trebinje 1

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada ambang sungai ialah maut, katamu.

Warna laut membuntang:

wajah yang geruh;

gelak yang runtuh.

 

Huruf-huruf terlempar

dari “1000 zasto-1000 zato”

ke lapuk kayu perahu

sungai Trebinje.

 

Sebuah tustel gagal

menampung ingatan.

Di atas Mostar

kepalamu lebih jitu

dari lanskap foto.

 

Seorang anak kecil,

bermukim dalam tubuhmu,

menjerit,

“perang telah berakhir,

dengung masih nyaring,

meski kaca telah pecah”

 

Siang lebih pikun

dari usaha nenekmu

mengeja Tre-bin-je.

                       

Pada ambang sungai ialah maut, katamu.

Tapi hidup bagai melintasi angka delapan.

 

Kau tertunduk,

air mata telah punah.

Meski masa lalu,

masihlah ruak

sepanjang deras sungai Trebinje.

 

 

Moh. Rofqil Bazikh

Kuda Kurus, Rocinante

 

tiada pantas kandang kuda bau mengurungmu

sementara tulang punggung yang menyembul

—atau lebih tepatnya tulang rusuk

mengantar lelaki gila menyusuri dataran

tinggi tak turun-turun

 

apakah rambutmu merah lalu dikepang

tidak ada yang tahu sesungguhnya,

cerita mengalir deras dari orang tua

yang kacamatanya kerap diletakkan

persis di kening

[Si Majenun dan Sayid Hamid]

tuanmu salah seorang gila La Manca

suami Dulcenia yang tercipta dari tulang

pikiran—bukan tulang rusuk

 

tidaklah pantas rumput hijau savana

dikunyah kuda kurus mulia

atau bahkan (tak pantas) pecutan kerap

mendarat di pantatmu

 

—kau bisa merengeh sebagaimana

kuda biasa, Rocinante?

 

Yogyakarta, 2021

 

 

Nafi Abdillah menulis puisi dan cerpen yang disiarkan di berbagai media. Ia bergiat di Komunitas Sastra Kamar Kata Karanganyar dan Forum Malam Sastra Pandawa serta mengurusi penerbitan buku indie.

Moh. Rofqil Bazikh berdomisili di Bantul, Yogyakarta, dan karyanya tersebar di pelbagai media. Mahasiswa Perbandingan Mazhab Fakultas Hukum dan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini bergiat di Garawiksa Institute.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus