Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Puisi Tjahjono Widijanto

Tjahjono Widijanto adalah doktor pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Ia melahirkan sejumlah buku puisi dan esai. 

3 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tjahjono Widijanto

Anjing Orthrus 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hercules, kutunggu kau

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

di pulau yang selalu gelisah, di Erytha

tempat di mana masa lalu telah mati 

dan batu-batu diberi jiwa oleh hujan

di antara gugusan pulau-pulau yang berjejer

aku akan menyambutmu bersama

sepenggal puisi di antara gluduk guruh badai

tempat di mana matahari tak bisa abadi

 

Dengan apa kau datang padaku?

sedang aku hanya punya secuil ingatan

tentang warna laut yang perlahan ditelan malam

kau musuh sekaligus pahlawanku

tak perlu diratapi, kematian akan datang

tak peduli lambat atau berlari cepat

kebahagiaan gaib penuh rahasia

akan datang serupa atis hujan

suaramu yang jauh tertutup pedhut

 

Hercules, tak ada yang paling perkasa di sini

bahkan antara langit dan laut tak jelas batasnya

kita sesama pemuja samodra, galau saling melukai

menatap narasi sejarah perlahan dikayuh

dalam langit yang satu juga laut yang satu

kisah-kisah yang hidup dalam pintu tertutup

 

rahasia tentang kita yang kelak pecah dan ambyar

Malang, 2023

Asu Ajag 

Aku datang dari kerajaan tanah, jagat bawah negeri batu nisan

Saban kali orang-orang datang melukaiku dengan tuduhan-tuduhan galau

Kaki melangkah tiap jengkal adalah gelap

Demi waktu, kutunggu pohon-pohon berkisah tentang diriku

Panorama-panorama terselip agar kau bisa melacaknya

Di antara lelahnya hari-hari yang disibukan upacara-upacara

Pergunjingan dalam pesta di taman taman bunga

Dan selalu kau terpikat dalam keroncong omong kosong

Segala apa yang terucap menjadi gaung di congor musim

Mengabadikan kekalahan-kekalahan yang ajaib

Bersama tubuh dan mataku yang sarat oleh api

Batas umur yang menjelma lurung menjulur

Kedalaman paling bangsat dikisahkan di bawah bulan miskram

Tentang si tua nelangsa meraba-raba dalam hutan kutukan

 

Ingatlah nanti pada suatu hari yang sesat

Aku kuberi kau kematian paling gaduh dan khusuk.

 

Kedunggalar, 2023

Tjahjono Widijanto, lahir di Ngawi, 18 April 1969. Menulis puisi, esai, dan sesekali cerpen di berbagai media. Buku puisinya antara lain Penakwil Sunyi di Jalan-jalan Api (2018). 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus