Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Puisi Tjahjono Widijanto

Tjahjono Widijanto adalah penyair kelahiran Ngawi, Jawa Timur.

10 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tjahjono Widijanto

Anjing-anjing Tuan Padmosusastro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“bau dupa sampai di pelataran,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 tuan, engkaukah yang mengirim isyarat sunyi ini?”

 

tak ada damar, dan lengking kaingku tinggal gumam di kerongkongan, 

entah jam berapa kau tawarkan perjalanan sepur malam 

serupa jarum bandang mencucuki kornea mataku

kupikir, relief-relief doaku dapat menjelma tembok-tembok rindu 

memanjang dari Balapan hingga Nederland 

 

janji tentang jadwal perjumpaan 

menenungku menjadi dua serdadu berwajah pucat

mata mengantuk memeluk dingin bedil seusai palagan 

perlahan menjadi sepasang hantu berkeliaran di rumah tuamu

sepanjang hujan dan malam, gemetaran setengah mati

membayangkan subuh datang dan diam

sediam batu kali menyendiri telimpuh dan lumpuh

memandang jalan pulang yang begitu remang

  

di gudang tua kembali kubaca-baca

kalawarti Sasadara, Tjandrakanta, dan Waradarma.

juga Djawi Kandha, sembari membayangkan ciumanmu 

kelabu dan beku dalam jarak yang terpancang begitu angkuh

kubayangkan kau meneriakkan aksara-aksara jawa yang pecah

mengambang di udara dibawa angin menelusup di sela-sela ruang dan tulang

kisah-kisah menakjubkan negeri inlandeer yang kering terbakar hangus oleh cuaca,

 

“Gus Bei, kaulah kenangan itu, yang ambyar bersama musim yang terus berjalan!”

Ngawi, 2023

 

 

  

Anjing  Orthrus 

 

Hercules, kutunggu kau

di pulau yang selalu gelisah, di Erytha

tempat di mana masa lalu telah mati 

dan batu-batu diberi jiwa oleh hujan

di antara gugusan pulau-pulau yang berjejer

aku akan menyambutmu bersama

sepenggal puisi di antara gluduk guruh badai

tempat di mana matahari tak bisa abadi

 

Dengan apa kau datang padaku?

sedang aku hanya punya secuil ingatan

tentang warna laut yang perlahan ditelan malam

kau musuh sekaligus pahlawanku

tak perlu diratapi, kematian akan datang

tak peduli lambat atau berlari cepat

kebahagiaan gaib penuh rahasia

akan datang serupa atis hujan

suaramu yang jauh tertutup pedhut

 

Hercules, tak ada yang paling perkasa di sini

bahkan antara langit dan laut tak jelas batasnya

kita sesama pemuja samodra, galau saling melukai

menatap narasi sejarah perlahan dikayuh

dalam langit yang satu juga laut yang satu

kisah-kisah yang hidup dalam pintu tertutup

rahasia tentang kita yang kelak pecah dan ambyar

Malang, 2023

Tjahjono Widijanto lahir di Ngawi, 18 April 1969. Selain mencipta puisi, ia menulis esai dan cerita pendek.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus