Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RAMA-RAMA bukan hanya enak di mata, tapi lebih penting lagi: dia merupakan mata rantai kehidupan tetumbuhan hutan. "Itulah tujuan kami melakukan perlindungan di Taman Rama-rama Penang ini," kata David Goh, 42 tahun, di celah percumbuannya sehari-hari dengan piaraannya. Salah satu koleksinya -- foto atas -- adalah raja bruk alias ornithopera brookeana, yang terbilang mahabintang rama-rama di Malaysia. Bersama si molek ada empat ribu rama-rama hidup berdampingan secara damai di sana. "Inilah taman rama-rama alam tropik terbesar di dunia," kata Clive Farrell, direktur taman rama-rama di Inggris. Terletak di hutan rekreasi Teluk Bahang, 20 km dari pusat kota, Goh dan istrinya, Vanessa, bersama 35 karyawan, mengelola kawasan ini. Tempat seluas hampir dua hektar itu disungkup dengan kawat nyamuk agar penghuninya "betah" di situ suasananya tetap mirip alam terbuka. Udaranya nyaman. Sehingga menyenangkan para pelancong dan peneliti, termasuk yang sengaja datang dari mancanegara. Para pelancong dapat membeli oleh-oleh, mulai dari kepompong yang bisa dikembang-biakkan dirumah, atau rama-rama awetan, sampai sejumlah cendera mata serba rama-rama. Di seantero Malaysia -- baik di Semenanjung maupun di Sabah dan Sarawak -- terdapat 1.020 jenis rama-rama. Goh baru mengoleksi 90 jenis. Mengapa belum semua? "Wah, berarti saya perlu hidup seratus tahun lagi," sahutnya, seraya tertawa kepada Burhan Piliang dari TEMPO. Untuk mengenal yang terkumpul saja, ayah dua anak itu sudah menghabiskan waktu 10 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo