Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PROSES KREATIF
Editor: Pa musuk Eneste
PT Gramedia, 1982, IX + 201 hlm.
MENGAPA Sutan Takdir Alisjahbana bisa menulis Tak Putus
Dirundung Malang, sebuah novel yang melankolis? Bagaimana pula
kemudian, dalam usia 60-an tahun, menghasilkan novel Grotta
Azzura yang lebih menyerupai esei? Apa yang mendorong Nh. Dini
menulis? Bagaimana Budi Darma dari Surabaya melahirkan
cerita-cerita pendek yang "menjungkirbalikkan realita", yang
antilogika?
Buku ini mencoba menyajikan jawab. Sayang hanya terbatas pada
"latar belakang" sebelas pengarang Indonesia. Menarik tentu
membaca liku-liku pikiran Putu Wijaya sewaktu menggarap cerita
pendeknya, novelnya, naskah dramanya. Memikat pula cara Arswendo
membeberkan pengalamannya. Betapa ia harus menjadi "anggota"
sebuah sirkus sebelum menulis novelnya The Circus. Sedang Nh.
Dini melahirkan karyanya dari catatan-catatan yang dibuatnya
hampir tiap hari.
Yang paling menarik memang tulisan Budi Darma. Entah benar,
entah tidak, dosen IKIP Surabaya ini mengaku kadang-kadang
melihat pesawat terbang melayang-layang - yang sebenarnya tidak
ada. Dan itulah yang mengilhami banyak cerita pendeknya.
Memang, latar belakang kehidupan, pemikiran dan lain-lain di
balik karya tidak identik dengan karya itu sendiri.
"Maksud-maksud di balik tulisan tidak selalu menentukan tinggi
mutu karya," tulis Subagio Sastrowardoyo dalam buku ini. Toh,
sedikit-banyak pengetahuan di balik sebuah karya terkadang bisa
membantu pemahaman. Apalagi bila pembacanya penulis kritik dan
resensi.
Bambang Bujono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo