Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Baby Reindeer: Film Horor tanpa Setan

Baby Reindeer adalah film humor gelap seorang komika yang absurd. Kisah nyata yang tetap realistis.

5 Mei 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kisah hidup komika Inggris, Richard Gagg, yang diangkat ke film seri Netflix.

  • Perjalanan karier seorang komika hingga menjadi terkenal dan viral.

  • Ada horor yang datang dari kekerasan seksual.

HOROR punya wajah, kata Kolonel Kurtz kepada Letnan Kolonel Bill Kilgore dalam Apocalypse Now, dan kamu harus berteman dengan horor. Dalam hidup Richard Gagg, horor bukan hanya teman yang punya wajah. Bagi komika asal Skotlandia ini, horor melekat dalam pencarian jati diri. Dalam film seri biopiknya di Netflix yang tayang sejak pertengahan April 2024, Baby Reindeer, horor itu datang dari kekerasan seksual.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi Baby Reindeer bukan film yang mendaku sebagai film horor. Bukan pula film thriller dengan warna gelap di seluruh adegannya. Sekujur ceritanya, alur dalam tujuh episodenya, menggambarkan siang yang terang, juga menyimpan cerita yang mencekam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Syahdan, Donald Dunn, diperankan sendiri oleh Richard, adalah pemuda Skotlandia yang sedang mencari peruntungan menjadi pelawak tunggal di London. Ia datang ke Festival Edinburgh untuk menjajal bakatnya sebagai komika. Tapi humornya kelewat garing. Tak ada penonton yang paham jalan ceritanya. Tak banyak orang mengerti humor di baliknya. Hampir frustrasi karena tak ada yang menyambut bakatnya, Donny bertemu dengan Darrien O'Connor (Tom Goodman-Hill), pembuat serial lawak yang laris.

Darrien mengatakan bakat Donny tinggal dipantik dengan banyak latihan dan pengalaman. Tergiur oleh pujian itu, Donny mengikuti apa pun yang dianjurkan Darrien. Ia bekerja kepada Darien tanpa dibayar. Mereka mabuk dan teler berdua di apartemen Darrien, sampai Darrien memperkosanya. Horor ini menjadi basis jalan cerita hidup Donny alias Richard Gagg.

Tapi cerita pemerkosaan yang membuat Donny linglung akan identitas dan jati dirinya itu baru muncul sebagai flashback di episode keempat. Richard membuka ceritanya dari kedatangan seorang perempuan ke bar tempatnya bekerja di London. Martha Scott (Jessica Gunning), perempuan itu, datang untuk minum teh tapi lupa membawa dompet. Donny tetap melayaninya dengan membayar teh yang diminum Martha.

Donny Dunn (Richard Gadd) dan Martha Scott (Jessica Gunning) dalam film Baby Reindeer. Dok. Netflix

Sejak itu, Martha, yang digambarkan bertubuh besar, menjadi pengagum Donny. Ia datang pada jam yang sama ke bar hanya untuk bertemu dengan Donny. Ia menjadi satu-satunya penonton yang tertawa atas humor gelap Donny. Ia menguntit Donny ke mana pun, mengirim pesan bertubi-tubi lewat e-mail, menunggu Donny sampai dia membeku di halte seberang rumahnya, meneror pacar dan ibu pacar Donny, serta menghajar siapa saja yang dekat dengan Donny. Martha memanggil Donny dengan sebutan “Baby Reindeer”, boneka rusa yang menjadi teman bisu melewati masa kecil dalam keluarga yang berantakan.

Faset-faset cerita hidup Richard alias Donny diadon sedemikian rupa sehingga membuat serial ini jadi mencekam. Humornya kelewat absurd. Pacar Donny itu tak lain temannya sesama pemain teater. Setelah pemerkosaan Darrien itu, Donny tak lagi bisa ereksi tiap kali hendak bercinta dengan pacarnya. Mereka putus, tapi Donny kemudian memacari ibunya dan tetap tinggal di rumah itu. Absurd!

Judul: Baby Reindeer
Sutradara: Weronika Tofilska, Josephine Bornebusch
Pemain: Richard Gadd, Jessica Gunning, Nava Mau, Tom Goodman-Hill, Shalom Brune-Franklin, Nina Sosanya
Produksi: Clerkenwell Films

Merasa aneh karena tak bisa bercinta dengan perempuan, Donny memulai petualangan dengan mencoba banyak gender. Ia bersenggama dengan perempuan, dengan laki-laki, sampai akhirnya menemukan kecocokan dengan Teri (Nava Mau), seorang laki-laki yang mengubah kelaminnya menjadi perempuan. Di antara seluruh hubungan itu, Donny sadar bahwa Darrien telah menjebaknya dengan pujian dan iming-iming ketenaran untuk melampiaskan hasrat seksnya. Marah dengan keadaan itu, ia menumpahkan seluruh cerita ketika tampil di sebuah panggung. Seseorang merekamnya dan videonya viral di YouTube.

Baby Reindeer. Dok. Netflix

Martha, dalam kesuksesan Donny Dunn, tetap di sana meneror dan menguntitnya. Ia marah karena Donny melupakan dan tak lagi membalas pesan-pesannya. Ia muntab karena Donny memacari Teri. Ia ngamuk karena bayi rusanya menjadi terkenal dan berhasil sebagai komika dengan menjual ceritanya.

Donny lalu melaporkan Martha ke polisi, terutama setelah Martha juga meneror ayah dan ibunya. Tapi, sebagai sarjana hukum, Martha lihai menjadi penguntit tanpa melanggar hukum. Donny tak bisa menunjukkan kejahatan Martha. Donny bahkan tak bisa menjawab pertanyaan polisi mengapa ia baru melaporkan kejadian “pelecehan” itu enam bulan setelah kejadian. Martha memang bisa ia jebloskan ke penjara karena polisi memberi tahu cara menjerat Martha, yakni menyerahkan seluruh e-mail dan rekaman suara sebagai barang bukti.

Donny memilah pesan suara Martha dan mencari kalimat yang melanggar hukum Inggris. Dalam masa pengumpulan bukti-bukti itu, Donny sadar bahwa ia juga terobsesi kepada Martha. Ia bahkan masturbasi sambil memandangi fotonya. Seluruh ucapan Martha yang ia susun secara kronologis dan dipilah berdasarkan emosi, lalu ia dengarkan kapan saja dan di mana saja, telah menjadi terapi bagi jiwanya yang dirusak Darrien.

Donny akhirnya sadar bahwa Martha sama seperti dirinya: linglung mencari jati diri karena trauma masa kecil dan memerlukan seseorang yang mengerti pikiran dan perasaannya. Ketika Donny melihat hakim memvonis Martha 9 bulan bui, ia menangis karena merasa bersalah telah menghukum orang terluka yang mencintainya.

Donny Dunn (Richard Gadd) dalam film Baby Reindeer. Dok. Netflix

Serial ini mendapat pujian di mana-mana. Di Google Review, skor Baby Reindeer 4,3 dari 5. Tapi banyak juga yang mengkritik. Deskripsi Richard Gagg tanpa penjelasan bahwa ayahnya juga korban kekerasan seksual ketika menjadi anak altar di gereja Katolik membangkitkan debat lama tentang genetika sebagai faktor penentu orientasi seksual seseorang.

Di luar soal itu, Baby Reindeer menjadi salah satu film biopik yang berhasil karena bisa menggambarkan kisah nyata yang absurd lewat alur yang pelik. Seluruh akting para pemainnya natural dan bisa menerjemahkan kesakitan psikis para tokoh melalui gerak-gerik dan sorot mata—psikologis manusia begitu rumit karena faktor masa lalu, keturunan, dan peristiwa-peristiwa genting yang terjadi dalam hidup seseorang.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus