Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KARMINEM
Skenario, sutradara: Nyak Abbas Akub
Produksi: PT Perfini.
***
JIKA dalam Inem Pelayan Sexy Nyak Abas mencemooh tingkah polah
nyonya-nyonya gedongan, pada Krminem ini sasaran kritik
dialamatkan kepada ibu-ibu kampung. la mengejek kenaifan ibu-ibu
yang tinggal di udik itu terhadap dunia jual suara yang mereka
anggap sebagai profesi rendahan. Apalagi kalau yang naik
panggung itu adalah seorang hawa.
Di sini Nyak Abas bercerita tentang seorang penyanyi, janda
beranak satu yang sudah bosan tinggal di kota. Namanya, Karminem
(dimainkan oleh Titik Puspa). Ia pulang mudik. Tapi di kampung,
ia disambut dengan segala kecemasan oleh ibu-ibu rumah tangga.
Mereka tak menyukai profesi Karminem. Dan kuatir kalau anak-anak
mereka mengikuti jejak sang janda.
Kekuatiran ibu-ibu dengan cepat menemui bentuk. Ketika anak-anak
mereka mendatangi rumah Karminem dan mengutarakan keinginan
untuk belajar menyanyi, orangtua mereka menyeret anak-anak itu
pulang.
Anak-anak itu tidak putus asa. Setelah belajar pada Karminem,
mereka akhirnya naik pentas untuk tarik suara dalam pesta di
kelurahan. Orang tua mereka terharu, dan sejumlah tanda terima
kasih mengalir ke Karminem.
Kalau cuma tentang Karminem semata, tentu film ini tak begitu
menggelitik. Untuk itu Nyak Abas merasa perlu menampilkan Jalal
dengan Surya Grup-nya.
Sayang tidak ada yang istimewa dari kehadiran grup lawak ini.
Mereka memang tetap lucu, terutama Jalal. Kendati demikian,
ketawa yang lahir dari karya Abbas yang satu ini cumalah ketawa
lepas dari tingkah laku sesaat para pemain. Tidak ada apa-apa
selain itu. Ini memang patut disayangkan kepada sutradara yang
sudah masyhur sebagai tukang ejek nomor wahid dan pengamat
sosial yang baik. Nampaknya ketidak berhasilan Abbas melahirkan
bahan ketawa yang berbobot lahir dari kenyataan bahwa cerita
yang dikemukakannya cumalah sekedar sampiran bagi kemungkinan
lahirnya sejumlah ketawa. Pada hal dari Abbas orang tidak cuma
mengharap dibikin ketawa.
Herry Komar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo