Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Kisah Hidup Sepuluh Model: Karya Baru Krishnamurti Suparka

Krishnamurti Suparka menyajikan potret 10 tokoh dalam pamerannya di Galeri Orbital Dago, Bandung. Tiap orang punya kisah hidup. 

31 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Krishnamurti Suparka membuat profil sepuluh model untuk karya pamerannya.

  • Proses penggarapan semua karya Krishnamurti Suparka berlangsung di Galeri Orbital.

  • Krishnamurti Suparka adalah lulusan The Victorian College of the Arts dan Universitas Melbourne.

RANGKAIAN huruf berwarna hitam yang menjadi kata hingga mengalirkan cerita dari beberapa orang menempel kontras di dinding putih. Kumpulan aksara itu lantas dibentuk dengan pola bidang geometris, seperti segitiga, kotak, dan lingkaran. Keragaman bentuk tersebut menguatkan kesan bahwa setiap orang punya kisah hidup masing-masing. Hikayat itulah yang menjadi tema Krishnamurti Suparka dalam penggarapan karya terbarunya pada pameran tunggal di Galeri Orbital Dago, Bandung, Jawa Barat, sejak 7 Maret hingga 21 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berjudul Ten Portraits (after Stein, after Warhol, after 150 Days), seniman, kurator seni, dan penulis yang bermukim di Bandung ini membuat profil dari sepuluh model. Alih-alih dilukis atau digambar, Krishnamurti menampilkan sosok mereka lewat tulisan. “Justru ingin kembali menanyakan, apakah memang potret harus digambar secara visual,” kata Krishnamurti, Jumat, 22 Maret lalu. Idenya itu pun diselaraskan dengan arti kata "potret" dalam beberapa kamus. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu karya di pameran Ten Portraits (After Stein, After Warhol, After 150 Days) oleh Khrisnamurti Suparka di galeri Orbital, Bandung, Jawa Barat, 21 Maret 2024. TEMPO/Prima mulia

Dalam proses penggarapan yang semua berlangsung di galeri itu, Krishnamurti mengawalinya dengan sitting session. Dia menggaet sepuluh model lelaki dan perempuan dengan rasio seimbang. Tamunya itu adalah teman dan kenalan yang punya spesifikasi khusus, yaitu soal keteguhan pada apa yang mereka lakukan. Pada kurun waktu 7-20 Maret lalu, secara bergantian ia mengundang Ari Patria, Faisal Rusdi, Herry Sutresna, Amanda Ariawan, Gustaff H. Iskandar, duta Studio Pancaroba, Januar Kristianto, Mitha Budhyarto, Sidney Islam, dan Mei Suling.

Selama satu jam, Krishnamurti berbincang santai dengan setiap model. Faisal Rusdi, misalnya, datang sambil membawa sebuah benda yang menarik untuk diceritakan juga sesuai dengan permintaan. Dia menenteng buku berjudul The Eighteen Point Five yang ikut memuat tulisannya tentang pengalaman sebagai disabilitas berkursi roda bersama istrinya selama tinggal 16 bulan di Adelaide, Australia. “Isi wawancaranya menjadi rahasia kami yang tersimpan di dinding,” ujar Krishnamurti.

Salah satu karya Khrisnamurti Suparka di Galeri Orbital, Bandung, Jawa Barat, 21 Maret 2024. TEMPO/Prima mulia

Sambil proses itu berjalan, ia menuliskan kisah mereka di dinding dengan tinta dan kuas, spidol, serta lakban. Jadwal drawing session itu dilakoninya pada pukul 09.00-18.00, 7-24 Maret lalu. Setiap gambar ia beri judul sesuai dengan nama panggilan akrab para model. “Potretnya lebih pada karakter tulisan dan bidang tulisannya,” kata Rifky Effendy dari Orbital, Jumat, 8 Maret. Sesi selanjutnya adalah resepsi dan diskusi yang dihelat pada Senin sore, 25 Maret. 

Tahap akhirnya adalah penerbitan media cetak berisi materi yang melengkapi proyek ini. Sebelumnya, judul Ten Portraits juga pernah digunakan oleh Gertrude Stein dalam pameran "Dix Portraits" (1930); kemudian Andy Warhol, yaitu Ten Portraits of Jews of the Twentieth Century (1980). Dalam pameran Krishnamurti kali ini, ada kemiripan ide dengan Dix Portraits karya Gertrude Stein, yang merangkai kata-kata dalam bentuk prosa. “Begitu juga dengan potret dari sepuluh figur pilihan dalam pameran ini, yang hadir secara nonfiguratif dalam bentuk tulisan tangan,” tutur Rifky, yang dikenal sebagai kurator seni rupa ini.

Karya Khrisnamurti Suparka di Galeri Orbital, Bandung, Jawa Barat, 21 Maret 2024. TEMPO/Prima mulia

Secara bentuk, proyek seni itu terinspirasi oleh beberapa hal. Proses awal yang melibatkan sesi pembicaraan antara seniman dan model merujuk pada situasi yang pada hakikatnya menekankan soal kerahasiaan. Seperti seorang narapidana yang tengah menerima kunjungan di penjara atau sakramen pengakuan dosa di kubikel sebuah gereja. Suasana itu direkayasa lewat pengerjaan potret dalam bentuk wall drawing di ruangan yang sama. Permukaan dinding ruang pamer sekaligus bangunan arsitekturnya secara umum ibarat saksi dari proses penggarapan karya.

Rekan yang sekaligus menjadi model, Herry Sutresna alias Ucok Homicide, mengatakan Krishnamurti tergolong seniman yang berfokus pada proses berkarya. “Mazhab seninya, dia menghargai proses. Tujuannya bukan pada hasil akhir,” katanya, Kamis, 21 Maret lalu. Pada karya dalam pameran sebelumnya di Bandung, cara kerja menggambarnya dinilai sama seperti sekarang, tapi pembuatannya dilakukan di rumah.

Salah satu karya Khrisnamurti Suparka di galeri Orbital, Bandung, Jawa Barat, 21 Maret 2024. TEMPO/Prima mulia

Krishnamurti Suparka sebelumnya pernah menggelar pameran tunggal bertajuk "They Came from the North" di Place Gallery, Melbourne, Australia, pada 2013. Kemudian "Postscript" pada 2005 di Bandung. Lalu pada 1997 berjudul "Stalactite" di Spare Room, Melbourne, Australia. 

Di Negeri Kanguru, ia lulus sebagai sarjana seni rupa jurusan menggambar di The Victorian College of the Arts pada 2001. Kemudian ia melanjutkan studi pascasarjana pendidikan di Universitas Melbourne pada 2003. Beberapa penghargaan yang dia peroleh antara lain Australian Postgraduate Award 2010 dan 2013, Linden Gallery Award 2012, British Council Award 2002, serta Christine Abrahams Award 2001.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus